Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas (May 2019)
Terapi Murottal Al-Qur’an Menurunkan Intensitas Nyeri Post Sectio Caesarea di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
Abstract
Nyeri dapat diatasi dengan penatalaksanaan non farmakologis. yaitu terapi musik, teknik pernafasan, aromaterapi, audionalgesia, akupuntur, transcutaneus electric nerve stimulations (TENS), kompres dengan suhu dingin panas, sentuhan pijatan, murrotal dan hipnotis. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan terapi musik mozart dan murottal Al-Qur’an terhadap intensitas nyeri post sectio caesarea. Jenis penelitian quasi experiment. Desain penelitian pre and post test design. Populasi penelitian ibu sectio caesariea sebanyak 135 kasus. Sampel dibagi menjadi kelompok Terapi Musik Mozart sebanyak 15 orang dan kelompok Murottal Al-Qur’an sebanyak 15 orang. Teknik pengambilan adalah purposive sampling. Uji statistik yang digunakan uji wilcoxon dan mann whitney. Hasil penelitian didapatkan nyeri post sectio caesarea sebelum terapi musik mozart rata-rata 7,47. Nyeri post sectio caesarea sesudah terapi musik mozart adalah 5,13. Nyeri post sectio caesarea sebelum terapi murottal Al-Qur’an rata-rata 6,60. Nyeri post sectio caesarea sesudah terapi murottal Al-Qur’an rata-rata 3,27. Ada perbedaan nyeri post sectio caesarea sebelum dan sesudah terapi musik Mozart (P-value=0,000). Ada perbedaan nyeri post sectio caesarea sebelum dan sesudah terapi murottal Al-Qur’an (P-value=0,000). Ada perbedaan terapi musik mozart dan murottal Al-Qur’an terhadap intensitas nyeri post sectio caesarea (P-value=0,000). Terapi murotal Al Quran lebih efektif mengurangi nyeri karena Murottal Al-Qur’an dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Murottal Al-Qur’an dapat dijadikan SPO di RS Roemani Muhammadiyah Semarang sebagai alternatif untuk mengurangi intensitas nyeri post sectio caesarea.
Keywords