Sari Pediatri (Dec 2016)
Keputusan Klinik Dalam Penggunaan Antibiotik
Abstract
s ejak era antibiotik modern dimulai tahun 19361 telah banyak penyakit infeksi yang dapat diatasi, sehingga mortalitas menurun tajam. Berbagai penemuan antibiotik golongan terbaru bermunculan sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran. Saat ini lebih dari 30% pasien yang dirawat di rumah sakit mendapat satu atau lebih antibiotik selama perawatan. Data yang diperoleh satu dekade yang lalu menyebutkan bahwa antibiotik adalah golongan obat yang dikonsumsi terbanyak di Indonesia yaitu sekitar 27% dari semua biaya obat yang digunakan2. Survei sederhana yang dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak-RSCM Jakarta tahun 2001 menunjukkan bahwa 56% resep yang ditulis di poliklinik berisi satu atau lebih antibiotik. Angka tersebut menurun 1 tahun kemudian menjadi 42% setelah dilakukan beberapa kali penyuluhan dan seminar penggunaan antibiotik yang rasional3. Di samping manfaat yang diperoleh, pemakaian antibiotik yang tidak terkendali dapat membawa dampak yang merugikan. Berbagai data penelitian menyebutkan bahwa antibiotik adalah obat yang paling sering digunasalahkan (misused) oleh para dokter1, antara lain pemakaian antibiotik pada infeksi saluran nafas akut yang sebenarnya lebih dari 50% adalah infeksi virus yang tidak perlu pemberian antibiotik.4 Hal yang paling mengkhawatirkan akhir-akhir ini adalah isu global munculnya kuman patogen yang resisten4, oleh sebab itu para dokter terutama para klinikus diharapkan bersikap bijaksana dan selektif dalam penggunaan obat, khususnya antibiotik.