Tadris: Jurnal Pendidikan Islam (Dec 2019)
Penguatan Pendidikan Aqidah Anak Dari Penyimpangan Budaya Online
Abstract
Keimanan seseorang kepada Allah Yang Maha Esa yang tidak didasari dengan belajar ilmu agama Islam secara kaffah (mendalam) dan disertai wasilah seorang guru yang sharih akan mudah terombang-ambing oleh fluktuatif psikis, utamanya tatkala dihadapkan dengan situasi perkembangan sains dan teknologi yang kian hingar-bingar. Betapapun seseorang telah memiliki kemapanan hidup secara ekonomi, pekerjaan dan kesejahteraan, inventarisasi gadget dan eksistensi di era serba online adalah kewajiban, alhasil egoisme dan logosentrisme menjadi konstruksi identitas diri pribadi untuk senantiasa memegang tampuk kekuasaan, menguasai dunia. Sementara pada sisi yang lain, kaum mustadafin yang serba kekurangan, akan sibuk berkamuflase dan survive memenuhi kebutuhan primer, sehingga memungkinkan tidak berkesempatan untuk memperdalam ilmu agama sekaligus teralienasikan dari pesatnya era media sosial (IPTEK). Kesenjangan antroposentris itulah yang kemudian mengantarkan manusia pada sisi spiritualitas yang rentan ditempa ujian hingga mencapai titik nadir kerapuhan. Oposisi binner inilah yang mengakibatkan seseorang lengah bahkan gagal dalam mencapai nikmatnya memiliki aqidah shohihah sebagai pondasi menjalani kerasnya kehidupan.