Langkau Betang: Jurnal Arsitektur (Apr 2020)
PENGARUH PEMILIHAN LOKASI DAGANG TERHADAP VISIBILITAS PEDAGANG KAKI LIMA
Abstract
Trotoar adalah salah satu bentuk ruang terbuka yang menunjang segala kegiatan pada skala kawasan. Berfungsi sebagai elemen transportasi perkotaan yakni wadah bagi pejalan kaki dengan tidak melupakan pendukung aktivitas yang memanfaatkan keberadaan pejalan kaki di trotoar. Keberadaan pendukung aktivitas yang salah satunya adalah pedagang kaki lima (PKL) memiliki hubungan timbal balik dengan pejalan kaki. Interaksi jual beli yang terjadi antara PKL dan pejalan kaki terkadang menimbulkan masalah, salah satunya adalah tuntutan kebutuhan ruang. Banyaknya PKL yang menuntut kebutuhan ruang berbanding terbalik dengan dimensi ruang yang ada, sehingga menyebabkan kesesakan (crowding) antar pengguna trotoar. Melupakan fungsi utamanya, trotoar didominasi dan dipersepsikan menjadi area komersial oleh PKL. Penelitian ini bertujuan untuk mencari keterkaitan antara persepsi atribut visibilitas yang ditunjukkan dengan bagaimana mereka berperilaku saat menata lapak pada latar seting trotoar koridor Pandanaran, Semarang. Mulai dari PKL datang, menata lapak, orientasi memasang spanduk, hingga selesai. Pemilihan lokasi dan penataan lapak di trotoar diduga didasari pada kekuatan propertis pada setting dan adanya tuntutan dari atribut visibilitas serta atribut lain yang mendukungnya. Metode Person Centered Mapping dan kuesioner akan digunakan untuk memperoleh data rekaman perilaku maupun data statistik PKL dalam berdagang di trotoar. Data yang didapatkan kemudian dianalisa menggunakan metode analisis statistik deskriptif. THE EFFECT OF TRADE LOCATION SELECTION TOWARDS STREET VENDOR’S VISIBILITY The Sidewalk is one of the open space forms that support all activities on a regional scale. As an element of urban transportation, it serves to accommodate pedestrians by not forgetting supporters of activities that utilize the presence of pedestrians on the sidewalk. The existence of activity supports, in which one of them is street vendors, has a reciprocal relationship with pedestrians. Buy-and-sell interactions that occur between street vendors and pedestrians sometimes cause problems, such as the demand for space needs. The large number of street vendors who demand space is inversely proportional to the existing spatial dimensions, thus causing crowding among sidewalk users. Sidewalks, whose primary function is forgotten, are dominated and perceived to be commercial areas by street vendors. This study aims to look for the relationship between perceptions of visibility’s attribute shown by how they behave when arranging shanties in the setting of the Pandanaran corridor sidewalk, Semarang. Starting from the street vendors coming, arranging shanties, banner orientation, until the finish. The selection of location of stalls on the sidewalk is allegedly based on the strength of the property in the setting and the existence of demands for visibility attribute and other attributes which were supported. The Person-Centered Mapping method and questionnaire will be used to obtain behavioral record data as well as street vendor’s statistical data in trading on the sidewalk. The data collected were then analyzed using descriptive statistical analysis methods.
Keywords