Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health) (Jun 2023)

Analisis Pelaksanaan Test, Lacak dan Isolasi (TLI) dengan Metode Case Study dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Puskesmas se Kota Pekanbaru

  • Ikhtiyaruddin Ikhtiyaruddin,
  • Nila Puspita Sari,
  • Agus Alamsyah

DOI
https://doi.org/10.25311/keskom.Vol9.Iss1.1375
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 1

Abstract

Read online

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 adalah jenis baru dari virus corona yang belum pernah ditemukan pada manusia sebelumnya. Kota Pekanbaru dalam melaksanakan penanggulangan COVID-19 sesuai dengan Pedoman Penanggulangan COVID-19 yang diterbitkan Kementrian Kesehatan RI tahun 2020 revisi ke-5 diantaranya melaksanakan program 3T (Testing, Tracing dan Treatment). Berdasarkan data angka tracing pada 24 Agustus 2021 1 : 4,67, artinya setiap 1 kasus yang komfirmasi positif hanya ada 4 sampai 5 orang yang ditelusuri kontak eratnya dan dilakukan testing. Tujuan penelitian ini Diketahuinya hasil Analisis Pelaksanaan Test, Lacak dan Isolasi (TLI) dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Puskesmas se Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah rancangan yang bersifat kuantitatif dan kualitatf dengan pendekatan Study Kasus. Pemilihan sampel penelitian ini secara purposive sampling, dengan jumlah sampel ada 20 yang meliputi 10 puskesmas yang ada di kota pekanbaru dengan informan meliputi: dokter yang bertanggung jawab dan petugas surveilans. Pengumpulan data dilaksanakan secara Fokus Group Discusion dengan Informan yang homogen dengan analisis data dengan content analisis. Testing sudah dilaksanakan sesuai padoman penanggulangan Covid-19 dengan kontak erat dan memiliki gejala, Tracing masih rendah tidak sesuai dengan ketentuan kementrian kesehatan dan WHO 15 tetapi masih 3-4 orang rata rata yang dilakukan tracing. Isolasi di pelayanan kesehatan rendah jika dibandingkan dengan isolasi mandiri yakni 5,2%. Perlu adanya koordinasi yang terintegrasi antara tenaga surveilans dan oprator dalam upaya penurunan angka kasus Covid-19 dan meminimalisir CFR/angka Kematian.