Journal of Moral and Civic Education (Dec 2022)
Analisis Struktural Fungsional: Peran Sekolah dalam Implementasi Nilai Karakter Religius dan Cinta Tanah Air Siswa MI Afkaaruna Islamic School
Abstract
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa MI Afkaaruna Islamic School (AIS) sudah memiliki kurikulum keagamaan dan pendidikan karakter cinta tanah air namun terdapat beberapa siswa yang belum secara eksplisit mempraktikkannya. Tujuan penelitian untuk menganalisis teori struktural fungsional dan mengategorikan peran sekolah dalam implementasi nilai-nilai karakter religius dan cinta tanah air di MI Afkaaruna Islamic School. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan terdiri dari, guru kelas I-VI, guru agama, kepala sekolah, guru agama, dan dewan yayasan. Teknik pengumpulan data yang menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan menggunakan uji kredibilitas untuk menguji teori Struktural Fungsional dari Talcott Parsons dan untuk menguji peran sekolah dalam implementasi nilai karakter religius dan cinta tanah air siswa. Teknik analisis data dengan cara induktif interaktif. Analisis data Miles dan Huberman terbagi dalam tiga alur, (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan simpulan. Hasil penelitian bahwa peran sekolah dalam implementasi nilai karakter religius dan cinta tanah air siswa antara lain, manajer, edukator, dan evaluator. Sebagai manajer, sekolah (guru & kepala sekolah) memandang setara latar belakang semua siswa dan memberikan bantuan finansial kepada siswa yang kesulitan secara ekonomi. Sebagai edukator, sekolah (guru & kepala sekolah) mengimplementasikan nilai-nilai religius melalui ketauhidan. Sebagai evaluator, mengevaluasi karakter religius & cinta tanah air menggunakan dua cara yakni kepala sekolah dan dewan guru menjadi oberserver partisipatif dan memverifikasi daily journal. Hasil dan pembahasan dari penelitian secara eksplisit membuktikan jika sekolah selain menjadi institusi yang memiliki struktur, pun demikian memiliki peran yang fungsional. Kunci keberhasilan sekolah dalam berperan menyelenggarakan implementasi nilai karakter religius dan cinta tanah air terletak dalam indikator latency, yang menurut Talcott Parson adalah proses internalisasi dan sosialiasi nilai. Oleh karena itu, latency membutuhkan habituasi dan kontinuitas.
Keywords