Al-Kauniyah Jurnal Biologi (Apr 2019)

EMBRIOGENESIS SOMATIK DARI KALUS MANGGIS (Garcinia mangostana L.) ASAL BENGKALIS DENGAN PEMBERIAN BAP DAN MADU SECARA IN VITRO

  • Tirtha Juliana,
  • Mayta Novaliza Isda,
  • Dyah Iriani

DOI
https://doi.org/10.15408/kauniyah.v12i1.5667
Journal volume & issue
Vol. 12, no. 1
pp. 8 – 17

Abstract

Read online

Abstrak Garcinia mangostana L. dikenal dengan sebutan queen of the tropical fruits. Buah manggis terbentuk secara apomiksis yang bersifat rekalsitran. Salah satu cara perbanyakan tanaman manggis adalah dengan teknik kultur in vitro melalui embriogenesis somatik. Embriogenesis somatik manggis dilakukan dengan pembentukan kalus terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi terbaik BAP dan madu secara tunggal serta kombinasinya dalam pembentukan embriogenesis somatik pada kalus biji manggis asal Bengkalis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan pemberian konsentrasi BAP (3 dan 7 mg/L) dan madu (3, 6, dan 9 mL/L), secara baik tunggal maupun kombinasi, pada media Murashige-Skoog (MS) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BAP dan madu dalam seluruh perlakuan tersebut berpengaruh terhadap pembentukan fase-fase embriogenesis somatik kalus manggis. Konsentrasi terbaik dalam pembentukan fase embriogenesis somatik diperoleh dari perlakuan 3 mg/L BAP + 9 mL/L madu dengan presentase pembentukan kalus 100%, waktu muncul kalus 10,67 hst, volume kalus 1,33 dan adanya fase embriogenesis somatik berupa globular, hati, dan torpedo. Abstract Garcinia mangostana L. was known as the queen of the tropical fruits. Mangosteen was formed by apomixis which is recalcitrant. One of the methods of mangosteen propagation is by using a tissue culture technique through somatic embryogenesis. Mangosteen somatic embryogenesis occurs preceded by callus formation. This study aimed to determine the best concentration of BAP and honey in single as well as in combination for the formation phase of somatic embryogenesis in the callus of mangosteen from Bengkalis. The study used a randomized block design with the addition of BAP (3 and 7 mg/L) and honey (3; 6; and 9 mL/L) either single or combination in Murashige-Skoog (MS) medium with 3 replications. The results of this study indicated that the addition of BAP and honey in all treatments affected the phases of somatic embryogenesis of mangosteen callus. The best concentration in the formation of somatic embryogenesis was obtained from, the treatment of 3 mg/L BAP + 9 mL/L which produced 100% of callus formation, with callus emergence time of 10.67 days after plantation, callus volume of 1.33 and the presence of somatic embryogenesis in the form of globular, heart, and torpedo.

Keywords