Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Aug 2023)
Pengaruh Pupuk Hayati VP3 Dengan Persentase Limbah Cangkang Telur Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Terong (Solanum melongena L.) (Hasil Optimalisasi Suhu Pembuatan Pelet Pupuk Hayati VP3 Berbahan Dasar Limbah Cangkang Telur)
Abstract
ABSTRAK Pupuk hayati merupakan formulasi yang mengandung mirkroorganisme aktif atau laten biasanya berbentuk cair ataupun padat, mampu meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan dengan membantu ketersediaan unsur hara tanah. Cangkang telur merupakan salah satu limbah potensial dijadikan sebagai bahan pembawa mikroba pupuk hayati. Penelitian dilakukan untuk mengetahui suhu pengeringan yang sesuai pada pelet dengan komposisi penambahan cangkang telur yang sesuai terhadap viabilitas bakteri pupuk hayati VP3, dan pengaruh pada pertumbuhan bibit tanaman terong. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan pada Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Pusat dan Halal Center Universitas Islam Malang menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap pada uji viabilitas bakteri dan Rancangan Acak Kelompok pada uji bibit tanaman terong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan 40℃ lebih mampu mempertahankan viabilitas bakteri daripada suhu 43℃ dan 46℃ dengan perlakuan V3 (cangkang telur 15%) memiliki rata-rata tertinggi 86.7 × 109 CFU/g tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2 (cangkang telur 10%), hal ini menunjukkan bahwa pupuk hayati ditambahkan cangkang telur mampu bertahan setelah pengeringan oven suhu 40℃. Pada uji bibit tanaman terong dihasilkan pengaruh nyata pada parameter tinggi bibit perlakuan V3 memiliki rata-rata tertinggi 5.340 cm, bobot segar perlakuan V3 memiliki rata-rata tertinggi 0.0477 g, dan total panjang akar bibit perlakuan V2 memiliki rata-rata tertinggi 532.09 mm tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan V3. Kata kunci: cangkang telur, pupuk hayati VP3, terong ABSTRACT Biofertilizers are formulations that contain active or latent microorganisms, usually in liquid or solid form, capable of increasing land productivity sustainably by helping the availability of soil nutrients. Eggshell is one of the potential wastes used as a carrier material for biological fertilizer microbes. The study was conducted to determine the appropriate drying temperature for pellets with the appropriate eggshell addition composition on the viability of the VP3 biofertilizer bacteria, and the effect on the growth of eggplant seedlings. The study was conducted for 4 months at the Microbiology Laboratory, Central Laboratory, and Halal Center at the University of Islamic Malang using a Completely Randomized Design on the bacterial viability test and Randomized Block Design on the eggplant seedling test. The results showed that the drying temperature of 40℃ was better able to maintain bacterial viability than the temperature of 43℃ and 46℃ with V3 treatment (15% egg shells) which had the highest average of 86.7 × 109 CFU/g but not significantly different from V2 treatment (eggshell 10%), this shows that the biofertilizer added to the eggshell can survive after oven drying at 40℃. In the eggplant seed test, a significant effect on the height parameter of the V3 treatment seedlings had the highest average of 5.340 cm, the fresh weight of the V3 treatment had the highest average of 0.0477 g, and the total root length of the V2 treatment seedlings had the highest average of 532. 09 mm but not significantly different from the V3 treatment. Keywords: eggplant. eggshell, VP3 biofertilizer
Keywords