Grenek: Jurnal Seni Musik (Dec 2022)
Penggalian Konsep-konsep “Wandali” Sebagai Upaya Melahirkan Model Penciptaan Karawitan
Abstract
Tujuan penulisan ini untuk menggali berbagai konsep yang terdapat dalam Gending Wandali sebagai upaya menelusuri sebuah model penciptaan dalam garap karawitan. Tulisan ini berawal dari perenungan penulis bahwa, sebuah gending tidak hanya berhenti pada bentuk abstrak yang hanya bisa didengarkan telinga dalam waktu yang singkat, akan tetapi di dalamnya penuh peasan dan makna yang ingin disampaikan penciptanya, baik tentang dirinya maupun tentang karya itu sendiri. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, penelusuran dokumen, serta audiovisual. Wandali singkatan dari Jawa, Sunda dan Bali yaitu sebuah gending yang diciptakan oleh Nartosabdo pada tahun 1970-an yang bernuansa Jawa, Sunda, dan Bali. Gending ini sangat populer pada zamannya, juga masih sering dipentaskan pada masa sekarang di dalam budaya Jawa. Meskipun pencipta gending ini sudah meninggal, namun isi pesan melalui teks yang ingin dikomunikasikan oleh penciptanya masih sangat relefan untuk dibahas. Inilah apa yang dikatakan Roland Barthes sebagai mitos yakni teks-teks yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang disampaikan melalui komunikasi. Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui berbagai teks yang ada di dalam karya. Karya merekalah yang berbicara. Ketika teks-teks ini mapan, maka tidak menutup kemungkinan melahirkan sebuah model penciptaan karawitan yang baru. Model ini selanjutnya akan mudah dipalikasikan di dalam minat penciptaan karawitan. Analisis Wandali terfokus pada tafsir berbagai konsep yang diperoleh dari pencipta dan juga gendingnya. Berdasarkan konsep-konsep tersebut diperoleh kesimpulan bahwa wandali adalah salah satu model penciptaan karawitan yang bisa diterapkan oleh siapapun, termasuk para mahasiswa di Perguruan Tinggi Seni.
Keywords