Jurnal Akuakultur Indonesia (Feb 2022)

Utilization of hydrolyzed corncob as a carbohydrate source in diets for red Nile tilapia Oreochromis niloticus

  • Fauzan,
  • Muhammad Agus Suprayudi,
  • Ichsan Achmad Fauzi,
  • Julie Ekasari

DOI
https://doi.org/10.19027/jai.21.1.32-40
Journal volume & issue
Vol. 21, no. 1
pp. 32 – 40

Abstract

Read online

This study was aimed to evaluate the influence of corncob hydrolysis on its crude fiber content, digestibility level, and utilization in the red Nile tilapia diet. This study was performed in two steps, namely hydrolysis and digestibility test. The first study step was enzymatic hydrolysis using 0.4 g/kg cocktail enzyme, followed by chemical hydrolysis using hydrochloric acid (HCl) at different treatments, i.e. concentration, incubation period, and ratio. The second step was designed using a completely randomized design with five treatments, i.e. Rd (reference diet), TJt15% (15% unhydrolyzed corncob), TJt30% (30% unhydrolyzed corncob), TJh15% (15% corncob hydrolysis), and TJh30% (30% corncob hydrolysis). The average weight of tilapia was 15.86 ± 0.19 g/fish. The hydrolyzed corncob meal used for the second study step from the hydrolysis production could reduce 57.53% of crude fiber, 38.15% of NDF fiber fraction, 6.43% of ADF fiber fraction, and 61.96% of hemicellulose. The digestibility test results showed that the hydrolyzed corn cob diet obtained a higher digestibility level, digestive enzyme activity, and blood plasma protein than the unhydrolyzed corncob diet (P<0.05). This study concludes that the corncob hydrolysis eliminates the crude fiber content, fiber fraction contents (NDF, ADF, and hemicellulose), and improves the digestibility level of red Nile tilapia. Keywords: Corn cobs, crude fiber, digestibility, hydrolysis, tilapia. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh hidrolisis tongkol jagung terhadap kandungan serat kasar, kecernaan, dan pemanfaatannya dalam pakan ikan nila merah. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu hidrolisis bahan dan uji kecernaan. Penelitian tahap pertama yaitu hidrolisis secara enzimatik menggunakan koktail enzim 0,4 g/kg dan dilanjutkan dengan hidrolisis kimiawi menggunakan asam klorida (HCl) dengan perlakuan yang berbeda yaitu konsentrasi, lama waktu inkubasi, dan rasio. Penelitian tahap kedua dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan yaitu Rd, TJt15% (tongkol jagung tidak dihidrolisis 15%), TJt30% (tongkol jagung tidak dihidrolisis 30%), TJh15% (tongkol jagung dihidrolisis 15%), dan TJh30% (tongkol jagung dihidrolisis 30%). Ikan uji dengan bobot rata-rata sebesar 15,86±0,19 g/ekor. Hidrolisis tepung tongkol jagung dengan konsentrasi HCl 0.1 N, lama waktu inkubasi 8 jam, dan dengan rasio 1:4 yang digunakan untuk penelitian selanjutnya. Hidrolisis terhadap tepung tongkol jagung dapat menurunkan serat kasar 57,53%, fraksi serat NDF 38,15%, ADF 6,43%, dan hemiselulosa 61,96%. Hasil penelitian uji kecernaan menunjukkan bahwan pakan yang mengandung tongkol jagung terhidrolisis menghasilkan nilai kecernaan, aktivitas enzim pencernaan dan protein plasma darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dihidrolisis (P<0.05). Kesimpulanya, hidrolisis tongkol jagung menggunakan asam klorida (HCl) 0,1 N, lama waktu inkubasi 8 jam, dan rasio 1:4 dapat menurunkan serat kasar, fraksi serat (NDF, ADF, dan hemiselulosa), serta meningkatkan nilai kecernaan pakan ikan nila merah. Kata kunci : Hidrolisis, kecernaan, nila, serat kasar, tongkol jagung