Jurnal Neuroanestesi Indonesia (Jun 2019)

Manajemen Tekanan Darah Setelah Cedera Sistem Saraf Pusat

  • Radian Ahmad Halimi,
  • Dewi Yulianti Bisri

DOI
https://doi.org/10.24244/jni.v8i2.223
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 2
pp. 132 – 43

Abstract

Read online

Hipertensi yang tidak terkontrol sering dijumpai setelah cedera otak. Mekanisme mengenai respon fisiologis dan patologis ini berhubungan dengan respons autoregulasi yang bertujuan untuk mempertahankan aliran darah otak di area yang terkena cedera. Respons hipertensi awal mungkin akan mempercepat/memicu cedera lebih lanjut. Sebaliknya, penurunan tekanan darah secara agresif justru berhubungan dengan kejadian iskemik. Meskipun tekanan darah sudah jelas berperan sebagai modulator dalam cedera otak akut, berbagai penelitian masih menunjukkan kontroversi dan belum ada data-data berkualitas terkait demografis, manajemen optimal terhadap tekanan darah tinggi dam hasil akhir pada pasien yang mengalami cedera otak akut. Deteksi kelainan autoregulasi yang terjadi setelah cedera otak dan kontrol tekanan darah secara hati-hati sangat dibutuhkan dalam manajemen optimal pasien tersebut. Blood Pressure Management After Central Nervous System Injury Abstract Uncontrolled hypertension is often encountered after brain injury. This mechanism related to physiologic and pathologic response are related to autoregulatory responses aimed at preserving the cerebral blood flow in injured areas. The initial hypertensive response may precipitate further injury. Conversely, aggresive blood pressure reduction may be associated with ischemia. Despite the clear role of blood pressure as a modulator of acute brain injury, there is considerable controversy and a lack of high-quality data regarding the demographics, outcomes, and optimal management of high blood pressure in acute brain-injured patients. Recognition of the autoregulatory abnormalities seen after brain injury and careful control of blood pressure are necessary for the optimal management of these patients.

Keywords