Jurnal Anestesi Perioperatif (Apr 2018)

Perbandingan Chula Formula dengan Auskultasi 5 Titik terhadap Kedalaman Optimal Pipa Endotracheal pada Anestesi Umum di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

  • Erick Ariestian,
  • Iwan Fuadi,
  • Tinni T. Maskoen

DOI
https://doi.org/10.15851/jap.v6n1.1286
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 1
pp. 21 – 26

Abstract

Read online

Kedalaman pipa endotracheal (ETT) yang optimal menjadi salah satu perhatian utama karena komplikasi terkait dengan malposisi ETT. Auskultasi 5 titik merupakan metode yang digunakan dalam menentukan kedalaman ETT. Namun, teknik tersebut masih memiliki potensi malposisi ETT. Penggunaan chula formula terbukti dapat digunakan untuk menentukan kedalaman ETT yang optimal. Penelitian ini bermaksud menilai ketepatan kedalaman yang optimal penempatan ETT setelah dilakukan intubasi endotrakea menggunakan chula formula dibanding dengan tektik auskultasi 5 titik. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif analitik komparatif yang dilakukan pada 48 orang pasien berusia ≥18 tahun, status fisik American Society of Anesthesiology (ASA) I–II di ruang bedah terjadwal RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada Oktober 2017. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan, yaitu kelompok penentuan kedalaman ETT menggunakan teknik auskultasi 5 titik dan kelompok yang dilakukan menggunakan chula formula. Dilakukan penilaian jarak ujung ETT terhadap carina menggunakan fiberoptic bronchoscope (FOB). Hasil penelitian ini menunjukkan kedalaman optimal ETT menggunakan chula formula lebih baik dibanding dengan teknik auskultasi 5 titik. Analisis statistik menggunakan uji Exact Fisher. Hasil analisis menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik (p<0,05). Simpulan penelitian ini adalah penggunaan chula formula menghasilkan kedalaman ETT yang lebih optimal. Kata kunci: Auskultasi 5 titik, bronkoskopi fiberoptik, chula formula, intubasi endotrakea, kedalaman ETT

Keywords