Amerta Nutrition (Nov 2024)
Ambang Rasa Manis dan Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Remaja di Surabaya Indonesia
Abstract
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif dengan ciri peningkatan glukosa darah (hiperglikemia). Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, prevalensi diabetes melitus yang didiagnosis oleh dokter pada remaja adalah 0,1%. Peningkatan kadar glukosa darah dapat disebabkan oleh tingginya konsumsi gula yang dipicu oleh ambang rasa manis yang tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara ambang rasa manis dengan kadar glukosa darah puasa pada remaja di Surabaya Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel 97 orang yang dilipih melalui metode simple random sampling. Pengumpulan data ambang rasa manis dilakukan dengan metode three-alternative forced-choice (3-AFC). Ambang rasa manis dikategorikan sebagai tinggi jika sampel hanya mampu 4 pertanyaan. Pengukuran glukosa darah dilakukan menggunakan glucometer oleh tenaga medis, dengan tingkat Glukosa Darah Puasa (GDP) >100 mg/dl diklasifikasikan sebagai tinggi. Analisis dilakukan dengan uji statistik Chi Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 12,4% responden memiliki ambang rasa manis tinggi dan sebanyak 10,3% responden memiliki hasil kadar GDP tinggi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara ambang rasa manis dengan kadar GDP pada remaja di Pondok Pesantren Subulussalam Surabaya (p-value=0,210). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara ambang rasa manis dengan kadar GDP glukosa pada remaja di Pondok Pesantren Subulussalam Surabaya. Sebaiknya responden yang memiliki kadar GDP tinggi dapat melakukan pemeriksaan lanjutan agar mendapatkan penanganan dini dan dapat mengatur pola hidup yang lebih sehat. Kata Kunci: Ambang Rasa, Diabetes Melitus, Kadar Glukosa Darah Puasa, Remaja
Keywords