Majalah Kedokteran Andalas (May 2014)

ANTI-MALARIAL DRUG RESISTANCE

  • Yenni Yusuf

DOI
https://doi.org/10.22338/mka.v37i1.142
Journal volume & issue
Vol. 37, no. 1
pp. 64 – 69

Abstract

Read online

AbstrakTujuan studi ini adalah untuk menjelaskan mekanisme resistensi parasit malaria danusaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menghadapi munculnya strain parasit yangresisten terhadap artemisinin. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan. ResistensiP.falciparum terhadap obat-obat anti malaria disebabkan oleh perubahan spontan yangterjadi pada beberapa gen seperti P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1), P.falciparumchloroquine transporter (Pfcrt), P.falciparum dihydropteroate synthase (Pfdhps), P.falciparumdihydrofolate reductase (Pfdhfr), and P.falciparum multidrug resistance-associated proteins(Pfmrp). Penyebaran resistensi tersebut dipengaruhi oleh tingkat transmisi di sebuah wilayah.WHO telah menjalankan usaha untuk menanggulangi penyebaran resistensi tersebut misalnyadengan merekomendasikan penghentian monoterapi artemisinin, dan pemberian anti malariasetelah konfirmasi laboratorium. Selain itu, perlu adanya penggunaan obat kombinasi, produksirejimen dosis tetap, dan pengembangan obat anti malaria baru. Kesimpulan dari hasil studiini ialah munculnya malaria resisten terhadap artemisinin akan menghambat usaha eradikasimalaria karena itu diperlukan usaha-usaha untuk menanggulanginya.AbstractThe objective of this study was to describe the development of anti-malarial drug resistanceof the parasites and the efforts taken to contain the emergence of artemisinin resistant malaria.This was a literature study. The development of resistance to anti-malarial drugs are due tospontaneous changes in certain genes such as of P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1),P.falciparum chloroquine resistance transporter (Pfcrt), P.falciparum dihydropteroate synthase(Pfdhps), P.falciparum dihydrofolate reductase (Pfdhfr), and P.falciparum multidrug resistanceassociatedproteins (Pfmrp). The spread of the resistance depends on the transmission ratewithin each area. WHO has established a global plan to contain the spread of this resistance,such as recommendation to withdraw artemisinin-based monotherapies and administrationof treatment after laboratory confirmation. In addition, administration of anti-malarial drugcombination, production of fixed dose regimen and development of new drugs are necessary.The Conclusion is emergence of artemisinin resistant malaria will threaten malaria eradicationthus some efforts are necessarily needed to contain it.Afiliasi penulis: Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin

Keywords