Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari (Jul 2013)

HUBUNGAN PERBEDAAN UKURAN MATA BOR TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS MERKUSII JUNGH ET DE VRIESE

  • Agus Sukarno,
  • Eko Bhakti Hardiyanto,
  • Sri Nugroho Marsoem,
  • Mohammad Na’iem

Journal volume & issue
Vol. 4, no. 1

Abstract

Read online

Pinus merkusii Jungh et de Vriese merupakan tanaman asli Indonesia yang sebaran alaminya di Sumatera. Luas hutan pinus di Jawa 476,126 hektar, merupakan urutan kedua setelah hutan jati. Peranan pinus dari tahun ke tahun semakin penting. Penyadapan getah dengan cara quare akan meninggalkan bekas luka yang lebar dan hasil getahnya tercampur dengan berbagai kotoran. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan ukuran mata bor terhadap produksi getah pinus. Lokasi penelitian di petak 211c RPH Oro-oro Ombo, BKPH Pujon KPH Malang dengan ketinggian tempat 1.250 m dpl. Penelitian dilakukan dari bulan September - Oktober 2010. Materi penelitian adalah pohon pinus berumur 20 tahun, belum pernah disadap, jarak tanam 6 m x 3 m. Alat yang dipergunakan terdiri dari bor tangan (engkol bor), mata bor ukuran 7 mm, 9 mm, 11 mm, 13 mm, 15 mm, 17 mm, 19 mm dan 21 mm, pipa plastik, kantong plastik, gunting, timbangan elektrik, tali pengikat, kamera, dan alat tulis menulis. Analisis data menggunakan regresi linier dengan variabel bebas ukuran mata bor (X), dan variabel tergantung adalah produksi getah (Y), dengan analisis lanjutan ortogonal polynomial. Hasil penelitian menunjukkan produksi getah rerata, terendah 11,4 g pada ukuran mata bor 7 mm dan tertinggi 28,1 g pada ukuran mata bor 21 mm. Hasil analisis regresi linier sederhana menghasilkan formulasi : Y = 9,266 + 2,47X. Hasil analisis ortogonal polynomial, bahwa respons perlakuan bersifat linier, artinya produksi getah akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran mata bor dan titik optimal masih belum diketemukan. Kata Kunci : Pinus, Penyadapan getah, Ukuran mata bor