Sari Pediatri (Nov 2016)
Kolonisasi Kuman dan Kejadian Omfalitis pada Tiga Regimen Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir
Abstract
Latar belakang. Infeksi merupakan penyebab terbanyak kematian bayi baru lahir dan salah satunya disebabkan oleh infeksi tali pusat (omfalitis). Untuk mencegah timbulnya omfalitis bermacam antiseptik atau antimikroba sudah digunakan secara luas. Rekomendasi pemilihan regimen perawatan harus didasarkan pola kolonisasi kuman di institusi tersebut. Badan Kesehatan dunia WHO dan AAP merekomendasikan perawatan tali pusat cara kering tanpa antiseptik ataupun antimikroba. Tujuan. Mengetahui pola kolonisasi kuman, kejadian omfalitis, dan lama puput tali pusat pada regimen perawatan dengan alkohol 70%, povidon iodin 10%, dan cara kering di RS Dr. M. Djamil Padang. Metode. Penelitian klinis eksperimental di Ruang Rawat Kebidanan dan Rawat Gabung RS dr. M. Djamil selama April hingga Agustus 2009. Bayi yang memenuhi kriteria penelitian dirandomisasi untuk mendapatkan satu metode perawatan tali pusat dengan alkohol 70%, povidon iodin 10%, atau cara kering. Swab umbilikal untuk biakan kuman dilakukan di rumah sakit saat bayi berusia 48-72 jam. Bayi diamati sampai tali pusat puput. Analisis data dengan uji chi-square dan Fischer exact. Hasil. Jumlah bayi yang diteliti 147, masing-masing kelompok terdiri dari 49 bayi. Hasil biakan ditemukan pertumbuhan kuman 97,3%, di antaranya 47,5% ditumbuhi lebih 1 kuman (polimikroba). Klebsiella species dan Staphylococcus aureus merupakan kuman dominan pada ketiga regimen. Kuman Gram negatif lebih banyak dari Gram positif. Ditemukan satu kasus omfalitis pada cara kering. Lama puput tali pusat lebih cepat pada cara kering. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan kolonisasi kuman pada ketiga regimen perawatan tali pusat. Kejadian omfalitis ditemukan satu kasus pada cara kering. Lama puput tali pusat lebih cepat pada cara kering.
Keywords