Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Aug 2020)

<p>Penggunaan trans palatal arch untuk mengatasi penjangkaran pada kasus maloklusi kelas II skeletal disertai crowding yang parah</p><p>The use of trans palatal arch as anchorage control for skeletal class II malocclusion with severe crowding</p>

  • Jenny Augusta Arnis,
  • Haru Setyo Anggani

DOI
https://doi.org/10.24198/jkg.v32i2.26931
Journal volume & issue
Vol. 32, no. 2
pp. 119 – 125

Abstract

Read online

Pendahuluan: Maloklusi kelas II skeletal disertai crowding yang parah dapat menambah kompleksitas perawatan ortodontik. Umumnya dibutuhkan pencabutan gigi premolar sehingga dibutuhkan upaya untuk mempertahankan ruangan yang telah diperoleh karena kebutuhan ruangan yang cukup besar. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah menjelaskan perawatan ortodontik kasus maloklusi kelas II skeletal disertai crowding yang parah dengan penjangkaran trans palatal arch (TPA). Laporan kasus: Pasien laki-laki 34 tahun datang ke klinik Ortodonti RSGM FKG UI dengan keluhan gigi berjejal. Hasil diagnosis memperlihatkan adanya maloklusi kelas II skeletal disertai dengan crowding yang parah pada lengkung gigi atas dan bawah, serta profil muka cembung. Kasus ini dirawat dengan pencabutan gigi premolar pertama di rahang atas maupun bawah di kedua sisi menggunakan peranti ortodontik cekat sistem breket pre-adjusted edgewise MBT, dan ditambahkan TPA di rahang atas. Hasil perawatan menunjukkan crowding pada lengkung gigi atas dan bawah terkoreksi setelah 20 bulan perawatan. Simpulan: Penatalaksanaan maloklusi kelas II yang kompleks memerlukan pertimbangan dan perencanaan yang seksama terutama dalam hal penjangkaran. Perawatan ortodontik konvensional menggunakan penjangkaran tambahan berupa TPA terbukti efektif dalam mengoreksi crowding yang parah, mengubah hubungan molar dan kaninus menjadi kelas I, serta memperoleh oklusi yang baik secara merata di regio atas dan bawah di kedua sisi. Kata kunci: Trans palatal arch, crowding, maloklusi kelas II skeletal. ABSTRACT Introduction: Skeletal class II malocclusion with severe crowding may contribute to the complexity level of orthodontic treatment. During the treatment with premolar extraction, space created needs to be maintained due to the more substantial space requirement. The purpose of this case report was to determine the orthodontic treatment of class II malocclusion with severe crowding using a trans palatal arch (TPA) to reinforce the anchorage. Case report: A 34-year man came to Orthodontic Clinics of the Faculty of Dentistry University of Indonesia Dental Hospital with a chief complaint of dental crowding. Diagnosis result showed the skeletal class II malocclusion along with severe maxillary and mandibular crowding and a convex face profile. Treatment with four first premolar extraction was performed with a pre-adjusted edgewise MBT system with TPA in the upper arch. The treatment results showed that severe crowding was corrected after 20 months of treatment. Conclusion: Due to the complexity of class II malocclusion, arrangement and implementation of this case need proper consideration and strategic planning, especially regarding anchorage control. Conventional orthodontic treatment using TPA is proven to be effective to eliminate severe crowding, obtain bilateral class I canine and molar relationship, and to achieve a right balance and occlusal function in the upper and lower regions of both sides. Keywords: Trans palatal arch, dental crowding, skeletal class II malocclusion.

Keywords