Specta (Sep 2024)

Permodelan Banjir dan Strategi Mitigasi Bencana di Kelurahan Rapak Dalam

  • Febi Ayu Caroline Pitaloka,
  • Pratomo Rahmat Aris

DOI
https://doi.org/10.35718/specta.v8i2.1211
Journal volume & issue
Vol. 8, no. 2

Abstract

Read online

Bencana banjir adalah bencana alam yang terjadi akibat dari faktor alam dan faktor manusia. Seperti yang terjadi pada Kelurahan Rapak Dalam Kota Samarinda yang banjirnya diakibatkan dari faktor alam dan manusia. Bencana banjir di Keluarhan Rapak Dalam berawal dari semakin pesatnya pembangunan kawasan perumahan dan permukiman yang tidak memperhatikan fungsi dari guna lahan yang ada. Sehingga banyak kasus perubahan fungsi lahan yang awalnya didominasi oleh sawah dan semak belukar kini banyak berubah menjadi perumahan dan permukiman serta penggalian dan pertambangan tanah, batu dan pasir. Sehingga mempengaruhi fungsi infiltrasi dan mengakibatkan limpasan. Banjir akibat faktor alam seperti curah hujan serta topografi dari Kelurahan Rapak Dalam yang termasuk kawasan dataran rendah juga menjadi faktor penyebab banjir. Di tahun 2018 pada Kecamatan Rapak Dalam terjadi banjir besar setelah 10 tahun terakhir dengan ketinggian banjir 1.20 meter dan sekitar 10.000 jiwa harus mengungsi akibat durasi hujan yang lama serta DAS Rapak Dalam yang merupakan DAS utama pada Kelurahan Rapak Dalam tidak lagi mampu manampung air limpasan dan mengakibatkan banjir. Hingga saat ini intensitas kejadian banjir makin sering terjadi walupun dengan curah hujan yang tidak derasa namun jika dalam intensitas waktu yang lama maka akan terjadi limpasa. Sehingga dibutuhkan adanya strategi yang dapat membantu menangani permasalahan banjir walaupun marak terjadi perubahan fungsi lahan. Dalam mengembangkan strategi mitigasi diperlukan adanya permodelan hidrologi yang memprediksi kejadian banjir akibat perubahan guna lahan dengan intensitas curah hujan yang sama pada tahun 2018. Pemodelan hidroligi digunakan dalam menghitung debit banjir agar dapat memberikan strategi mitigasi yang sesuai agar dapat optimal.