Inovasi Kurikulum (Feb 2024)

The role of sex education in tackling early marriage

  • Sofi Mutiara Insani,
  • Aam Sumia,
  • Bintu Labibah,
  • Salsa Nurahma,
  • Syahrul Ahmad Gunawan,
  • Adi Prehanto

DOI
https://doi.org/10.17509/jik.v21i1.63079
Journal volume & issue
Vol. 21, no. 1
pp. 81 – 96

Abstract

Read online

The practice of early marriage is a serious problem currently occurring. Even though marriage is everyone's right, in its implementation, you must still pay attention to applicable regulations. Education is essential in preventing early marriage, but in some cases, sex education is not widely conveyed in schools because it is considered taboo. This research was conducted to see an overview of early marriage, especially in the Pagerageung, Tasikmalaya, and how education, especially sex education, can play a role in preventing this. The method used is a qualitative research methodology with a case study approach with data collection techniques using four stages, including (1) in-depth interviews, (2) participant and non-participant observation, (3) documentation, and (4) literature review. The subjects in this research were 23 people, including government elements, community leaders, and subjects who married at an early age. Factors influencing early marriage include promiscuity, economics, culture, education, and religion. In this phenomenon, education has a role in providing adequate understanding and information to the community, especially in the Pagerageung area, so that the phenomenon of early marriage can continue to be reduced. Abstrak Praktik pernikahan usia dini menjadi masalah serius yang terjadi saat ini. Meskipun pernikahan merupakan hak setiap orang, namun dalam pelaksanaannya tetap harus memperhatikan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pendidikan memiliki peran yang penting pada pencegahan pernikahan dini, namun pada beberapa fenomena, pendidikan seks tidak banyak disampaikan di sekolah karena dianggap tabu. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran mengenai fenomena pernikahan dini khususnya di daerah Pagerageung, Tasikmalaya dan bagaimana pendidikan khususnya pendidikan seks dapat berperan untuk mencegah hal tersebut. Adapun metode yang digunakanan adalah metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan 4 tahapan, meliputi (1) Wawancara in depth interview, (2) Observasi Partisipan dan Nonpartisipan, (3) Dokumentasi, dan (4) Kajian Literatur. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 23 orang, meliputi elemen pemerintahan, tokoh masyarakat, dan subjek yang menikah usia dini. Faktor yang mempengaruhi pernikahan usia dini, yaitu pergaulan bebas, ekonomi, budaya, pendidikan, dan agama. Pada fenomena ini, pendidikan memiliki peran untuk memberikan pemahaman dan informasi yang memadai kepada Masyarakat, khususnya di daerah Pagerageung agar fenomena pernikahan dini dapat terus dikurangi. Kata Kunci: Pendidikan seks; pernikahan; pernikahan usia dini; peran pendidikan; pola pendidikan seks

Keywords