Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Sep 2022)

Belanja Online di Pasar Religius: Fenomena Church-shopping dan Tantangannya bagi Keesaan Gereja

  • Sifra Niwan

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v7i1.699
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 1
pp. 268 – 283

Abstract

Read online

Abstract. Consumerism culture can be found in various aspects of human life, including the church. This culture integrates economic concepts (markets, consumers, capital, resources, etc.) in religious studies, which then develops the practice of church-shopping. This article intends to examine the phenomenon of church-shopping which generally gets a bad opinion and response from the church because this practice allows people from one church to “shop” to another church. The approach used in this study is a qualitative analysis through an analytical, dialectical, and argumentative literature study. The results of this study are a different perspective in how to view the phenomenon and find that this consumption activity is not entirely bad because it also provides space for the diversity of individual people and supports the church unity. Abstrak. Budaya konsumerisme dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk gereja. Budaya ini mengintegrasikan konsep ekonomi (pasar, konsumen, modal, sumber daya, dan lainnya) dalam kajian religius, yang kemudian mengembangkan praktik church-shopping. Artikel ini bermaksud untuk mengkaji fenomena church-shopping yang pada umumnya mendapat anggapan dan respon buruk gereja karena praktik ini memungkinkan umat dari satu gereja untuk “berbelanja” ke gereja lainnya. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis kualitatif melalui kajian literatur secara analitis, dialektif, dan argumentatif. Hasil dari studi ini adalah perspektif berbeda dalam cara memandang fenomena tersebut dan menemukan bahwa kegiatan mengonsumsi ini tidak sepenuhnya buruk karena ia memberikan ruang pada keberagaman individual umat serta mendukung gerak keesaan gereja.

Keywords