Jurnal Neuroanestesi Indonesia (Feb 2020)
Perbedaan Respon Hemodinamik dengan Penambahan Blok Scalp Levobupivakain pada Operasi Kraniotomi
Abstract
Latar Belakang dan Tujuan: Peningkatan respon hemodinamik yang disebabkan oleh nyeri dapat menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan tekanan intrakranial. Blok scalp pada kraniotomi menumpulkan respon hemodinamik karena rangsangan nyeri serta mengurangi penambahan analgesi lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas blok scalp sebagai analgetik pada kraniotomi. Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan uji klinik acak tersamar ganda pada 36 pasien dengan status fisik ASA 1–3 dilakukan operasi kraniotomi eksisi dan memenuhi kriteria inklusi. Sampel dibagi menjadi kelompok I (dengan blok scalp) dan kelompok II (tanpa blok scalp). Blok dilakukan sesaat setelah induksi anestesi. Digunakan levobupivakain 0,375% sebanyak 3 ml tiap insersi, pada masing-masing saraf. Tekanan darah, tekanan arteri rata-rata, detak jantung sebelum intubasi dan setelah intubasi, pemasangan pin, insisi kulit dan insisi duramater serta total kebutuhan fentanyl tambahan dicatat. Data yang diperoleh dianalisis dengan program komputer SPSS versi 17 lalu diuji menggunakan uji Kruskal-Wallis atau One-way ANOVA. Batas kemaknaan yang diambil adalah p 0,05. Hasil: Selama kraniotomi, detak jantung, tekanan darah, tekanan arteri rata-rata secara signifikan lebih tinggi pada pasien tanpa blok scalp terutama pada saat pemasangan pin. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan signifikan, penambahan fentanyl pada pasien dengan blok scalp lebih sedikit dibandingkan tanpa blok scalp, p=0,000 (p0,05). Simpulan: Blok scalp levobupivakain efektif dalam menurunkan respon hemodinamik terutama pada saat pemasangan pin. Pasien kraniotomi dengan blok scalp membutuhkan penambahan fentanyl lebih sedikit. Differences on Hemodynamic Response with Levobupivacaine Scalp Block in Craniotomy Surgery Abstract Background and Objective: Increased hemodynamic response caused by pain can lead to increased cerebral blood flow and intracranial pressure. Scalp block in craniotomy blunts hemodynamic response due to pain and reduce other analgesics addition. This study aims to determine effectiveness of scalp blocks as analgesic in craniotomy. Subject and Method: This study used a double-blind randomized clinical trial in 36 patients with physical status ASA 1-3 who underwent craniotomy and met inclusion criteria. Samples were divided into group I (with scalp block) and group II (without scalp block). Scalp Block was performed right after anesthesia induction. Using levobupivacaine 0.375% 3 ml for each insertion. Blood pressure, mean arterial pressure, heart rate before and after intubation, during pin placement, skin incision and duramater incision and total need for additional fentanyl were recorded. SPSS version 17 was used and data were analysed using Kruskal-Wallis or One-way ANOVA. Statistical significance was accepted at p 0.05. Result: During craniotomy, heart rate, blood pressure, mean arterial pressure were significantly higher in patients without scalp block especially during pin placement. Statistical test showed significant difference, additional fentanyl in patients with scalp blocks was lesser, p = 0.000 (p 0.05). Conclusion: Levobupivacaine scalp block was effective to blunt hemodynamic response especially during pin placement. Scalp block also decreased additional fentanyl in craniotomy.
Keywords