Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) (Mar 2022)

KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR PATOGEN SERANGGA ASAL TANAH PADA SISTEM AGROFORESTRI PINUS-KOPI DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • Kenya Mustika Pertiwi,
  • Aminudin Afandhi

DOI
https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.1.1
Journal volume & issue
Vol. 10, no. 1
pp. 1 – 11

Abstract

Read online

Alih fungsi lahan di Hutan Pendidikan Universitas Brawijaya (HPUB) telah terjadi sejak tahun 1976. Sebagian besar area di HPUB telah banyak diubah menjadi lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, dan hutan produksi. Hal ini menjadi penyebab utama penurunan diversitas mikroorganisme tanah seperti serangga, jamur, bakteri, cacing tanah, amuba dan jasad renik lainnya. Penerapan sistem agroforestri dapat ditawarkan dalam mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih fungsi lahan, karena sistem tersebut dapat meningkatkan keanekaragaman dan populasi mikroorganisme tanah seperti jamur. Jamur merupakan salah satu organisme yang dominan hidup di dalam tanah. Salah satu jamur asal tanah yang berperan sebagai pengendali hayati adalah jamur patogenik serangga (JPS). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman jenis JPS asal tanah pada sistem agroforestri pinus–kopi di HPUB dan untuk mengetahui faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi keanekaragamannya. Sampel tanah diambil dari 5 titik pada sistem agroforestri pinus-kopi. JPS yang berhasil diisolasi kemudian dipurifkasi dan diidentifikasi. Data jenis dan populasi JPS yang diperoleh dianalisis untuk menentukan keanekaragaman dan kelimpahan jenis menggunakan rumus: indeks keanekaragaman jenis, indeks dominansi jenis, indeks kekayaan jenis dan indeks kemerataan jenis. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 15 isolat koloni jamur yang terdiri dari 6 genus yaitu Aspergillus, Penicillium, Gongronella, Fusarium, Mortierella dan Metarhizium. Nilai indeks keanekaragaman (H’) sebesar 1,894, nilai indeks dominansi (C) sebesar 0,182, nilai indeks kekayaan (D) sebesar 2,585, dan indeks kemerataan jenis (E) sebesar 0,911. Berdasarkan analisis deskriptif, maka intensitas cahaya, pH tanah, suhu tanah, suhu udara dan kelembaban relatif berpengaruh terhadap keanekaragaman JPS pada sistem agroekosistem pinus-kopi.

Keywords