Jurnal Psikogenesis (Mar 2018)

Mengikat Karyawan Dengan Telecommuting (Studi Keterikatan Kerja Karyawan Telecommuting)

  • Nuri Sadida,
  • Zulfa Febriani

DOI
https://doi.org/10.24854/jps.v4i1.522
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 1
pp. 114 – 125

Abstract

Read online

Survei pada tahun 2012 menunjukkan bahwa hanya ada 1/3 karyawan yang memiliki keterikatan kerja dengan pekerjaannya di Indonesia. Salah satu sebab permasalahan yang dipersepsikan karyawan adalah kurangnya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Hal ini terjadi karena belum banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan jam kerja fleksibel. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan beberapa perusahaan di Indonesia mulai menerapkan disain kerja telecommuting, sebuah disain kerja yang memungkinkan karyawan untuk tidak bekerja di kantor yang terpusat. Beberapa penelitian sebelumnya menyajikan beberapa keuntungan penerapan telecommuting, diantaranya meningkatnya produktivitas, kepuasan kerja, dan menurunnya stres kerja. Namun belum ada penelitian yang meneliti perbedaan tingkat keterikatan kerja pada karyawan yang bekerja di kantor tersentralisasi dengan karyawan telecommuting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tersebut. Sejumlah 53 karyawan berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana jumlah karyawan telecommuting adalah 21 karyawan dan karyawan yang bekerja tersentralisasi sejumlah 32 orang. Dimensi keterikatan kerja yang diukur adalah absorpsi, dedikasi, dan semangat. Pengambilan data menggunakan kuesioner Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dengan 17 aitem yang diadaptasikan. Data dianalisis menggunakan teknik statistik non parametrik. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa kelompok karyawan telecommuting menunjukkan rata-rata tingkat keterikatan kerja yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok karyawan yang bekerja tersentralisasi (U = 180,5 , p = .005). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahan di Indonesia untuk mempertimbangkan penerapan telecommuting. Kata kunci: keterikatan kerja, telecommuting, telework, UWES engagement scale, jam kerja fleksibel, work-life balance