Aksioma: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika (Mar 2023)
RUMAH ADAT KAMPUNG NAGA DITINJAU DARI PERSPEKTIF ETNOMATEMATIKA
Abstract
Abstrak Wisata budaya, seperti yang menampilkan Rumah Adat Kampung Naga, berpusat pada kajian dan apresiasi terhadap berbagai aspek infrastruktur dan nonstruktural budaya lokal. Melihat lebih dalam, menjadi jelas bahwa dalam pembangunan rumah adat Kampung Naga ada unsur-unsur budaya yang memiliki hubungan dengan matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Etnomatematika yang terdapat dalam proses pembangunan rumah adat masyarakat Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya dan (2) Konsep matematis yang terdapat dalam proses pembangunan rumah adat masyarakat Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya. Studi ini adalah contoh dari berbagai penelitian kualitatif,dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Berdasarkan data yang terkumpul, dapat ditarik kesimpulan tentang proses pembangunan rumah adat sunda pada masyarakat Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya: (1) Etnomatematika yang ditemukan dalam pembangunan rumah adat masyarakat Kampung Naga diantaranya: perhitungan naktu/weton untuk menentukan hari baik dalam mempersiapkan proses pembangunan rumah hingga menempati rumah baru, penentuan luas rumah, penentuan arah hadap rumah dan tempat menyimpan kebutuhan pokok (goah), penentuan waktu mendirikan rumah (nangtungkeun bumi), penentuan jumlah kaso/usuk, penentuan jumlah penyangga lantai bambu (sarang). dan (2) Konsep matematis yang ditemukan dalam pembangunan rumah adat masyarakat Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya diantaranya: penggunaan penjumlahan, pembagian, dan modulo 3 untuk menentukan hari baik dimulainya persiapan proses pembangunan hingga menempati rumah baru melalui perhitungan naktu/weton; perkalian untuk menentukan jumlah kaso/usuk, dan barisan aritmatika untuk menentukan luas rumah, menentukan waktu mendirikan rumah (nangtungkeun bumi), menentukan jumlah kaso/usuk, dan menentukan jumlah penyangga lantai bamboo (sarang). Kata kunci: etnomatematika, kampung naga kabupaten tasikmalaya, rumah adat Abstract Cultural tourism, such as the one featuring the Kampung Naga Traditional House, is centered on the study and appreciation of various infrastructural and non-structural aspects of local culture. Looking deeper, it becomes clear that in the construction of the Kampung Naga traditional house there are cultural elements that have a relationship with mathematics. The aims of this research are to describe: (1) Ethnomatematics involved in the process of building traditional houses for the Kampung Naga community in Tasikmalaya Regency and (2) Mathematical concepts involved in the process of building traditional houses for the Kampung Naga community in Tasikmalaya Regency. This study is an example of a variety of qualitative research, with an ethnographic approach. Data collection techniques through interviews and observation. Based on the data collected, conclusions can be drawn about the process of building Sundanese traditional houses in the Kampung Naga community in Tasikmalaya Regency: (1) The ethnomathematics found in the construction of traditional houses in the Kampung Naga community includes: naktu/weton calculations to determine auspicious days in preparing for the house construction process to occupying a new house, determining the area of the house, determining the direction towards the house and a place to store basic necessities (goah), determining when to build the house (nangtungkeun bumi), determining the number of rafters/usuks, determining the number of bamboo floor supports (sarang). and (2) The mathematical concepts found in the construction of the traditional house of the Kampung Naga community in Tasikmalaya Regency include: the use of addition, division, and modulo 3 to determine the auspicious day of starting the preparation for the construction process until occupying a new house through the naktu/weton calculation; multiplication to determine the number of rafters/usuks, and arithmetic sequences to determine the area of the house, determine the time to build the house (nangtungkeun bumi), determine the number of rafters/usuks, and determine the number of bamboo floor supports (sarang). Keywords: ethnomathematics, kampung naga tasikmalaya regency, traditional houses.
Keywords