Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah (Jun 2015)

Potensi Tapioka Sebagai Agen Biosizing Pada Benang Kapas

  • Asmanto Subagyo,
  • Tuasikal Mohammad Amin

DOI
https://doi.org/10.22322/dkb.v32i1.2641
Journal volume & issue
Vol. 32, no. 1
pp. 9 – 22

Abstract

Read online

ABSTRAKProses penganjian (sizing) adalah proses melapis benang-benang yang akan ditenun dengan campuran bahan kimia tertentu agar benang-benang tersebut menjadi tahan terhadap abrasi dan mampu ditenun dengan baik sesuai dengan hasil yang diharapkan. Benang kapas mudah putus saat ditenun, sehingga diperlukan sizing untuk meningkatkan weaveability. Tapioka berpotensi menjadi agen biosizing yang lebih ramah lingkungan serta ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi kanji pada nomor benang kapas Ne 50, Ne 32, Ne 21 ,Ne 20, Ne10 dan Ne 7 serta mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik benang kapas, sehingga dapat ditentukan nilai optimalisasi penggunaan tapioka. Penelitian dilakukan dengan perlakuan penganjian variasi konsentrasi kanji yaitu 10 g/l, 20 g/l, 30 g/l, 40 g/l dan 50 g/l pada beberapa nomor benang kapas, pasta pati yang terbentuk diukur viskositasnya. Evaluasi benang yang telah mengalami proses sizing berupa kadar kanji terserap, kuat tarik benang dan elongasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sizing benang kapas dengan kanji konsentrasi 20 g/l menghasilkan kuat tarik yang paling optimum pada benang bernomor Ne 50, Ne 32 dan Ne 21 dengan nilai viskositas 36,33 cP. Sedangkan pada benang Ne 20, Ne 10 dan Ne 7, penganjian benang dengan konsentrasi 30 g/l menghasilkan kuat tarik yang paling optimum dengan nilai viskositas 66,83 cP. Variasi konsentrasi kanji mempengaruhi kadar kanji terserap dan kuat tarik benang, nilai elongasi benang secara umum tidak memiliki hubungan yang signifikan setelah benang mengalami sizing. Kata kunci: sizing, tapioka, benang kapas, kanji, kain ABSTRACTSizing is the process of coating the yarn that will be woven with particular chemical treatment in order to make the yarn become resistant to abrasion and has good weave ability. Cotton yarn is easily broken when woven, so sizing is required to improve the weave ability. Tapioca potentially becomes biosizing agent that is more environmentally friendly and economical. The aim of this study was to determine the concentration of tapioca which gave optimal characteristics on Ne 50, Ne 32, Ne21, Ne 20, Ne 10 and Ne 7 cotton yarns, and to know the effect of concentration of starch in sizing process on characteristics of cotton yarns. In this research, some numbers of cotton yarn were sized with different variation of starch concentration. The variations were 10 g/l, 20 g/l, 30 g/l, 40 g/l and 50 g/l, viscosities of the gelatinized starch was measured. Absorption levels, tensile strength and elongation from sized cotton yarns were analyzed. The result showed that sizing with starch concentration of 20 g/l gave the optimum tensile strength on Ne 50, Ne 32 and Ne 21 cotton yarn with value of viscosity was 36,33 cP. On Ne 20, Ne 10 and Ne 7 cotton yarn, sizing with starch concentration of 30 g/l gave the optimum tensile strength with value of viscosity was 66,83 cP. Variations in the concentration of starch have significant effect on starch absorption and tensile strength, elongation do not have significant relation on sized yarn. Keywords: Biosizing, tapioca, cotton yarn, starch, woven

Keywords