Jurnal Neuroanestesi Indonesia (Feb 2017)
Perbandingan antara Tindakan Dekompresi Hemikraniektomi Evakuasi dengan Kraniotomi Evakuasi terhadap Hasil Luaran Pasien Perdarahan Intraserebral Spontan dengan Glasgow Coma Scale < 9
Abstract
Latar Belakang dan Tujuan:Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau bergejala sebesar 12,1 per mil. Jawa barat menempati posisi ke-13 dari 33 provinsi dengan prevalensi pasien stroke 6,6 0/00. PIS spontan dapat sangat merusak dengan kematian yang tinggidalam 30 hari pertama pascaserangan. Pasien koma (GCS 9) dengan PIS merupakan suatu keadaan yang khusus karena angka mortalitas yang sangat tinggi dan tindakan terapi yang belum tepat.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan tindakan dekompresi hemikraniektomi evakuasi dibandingkan kraniotomi evakuasi pada pasienPIS dengan GCS 9. Subjek dan Metode:Dilakukan penelitian ini selama bulan February-Juli 2016. Penelitian ini merupakan penelitian Kohort analitik dengan rancangan penelitian analitik komparatif. Analisis statistik akan menggunakan uji-t tidak berpasangan jika sebaran data nomal, dilanjutkan dengan Man Whitney jika sebaran data tidak normal dengan menggunakan SPSS 17. Hasil: Didapatkan 16 sampel yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Didapatkan hasil perbandingan skor NIHS post operasi yang dilakukan dekompresi hemikraniektomi dengan kraniotomi yang memberikan hasil signifikan dengan p = 0,021 (p 0,05). Sedangkan untuk midline shift post operasi dan mortalitas 30 hari tidak memberikan perbedaan yang signifikan dengan p = 0.328 dan p = 1,00. Simpulan:Tindakan dekompresi hemikraniektomi evakuasi memberikan hasil luaran yang lebih baik dibandingkan kraniotomi evakuasi pada pasien PIS spontan di ganglia basal dengan GCS 9dengan tolak ukur skor NIHS Comparison of Outcome between Evacuative Decompressive Hemicraniectomy and Craniotomy Evacuation Spontaneous Intracerebral Hemorraghe Patients with Glasgow Coma Scale 9 Background and Objective:Indonesian stroke prevalence based upon 2013 Indonesian Health Ministry database that was diagnosed by health professionals was 12.1/mil. West Java was ranked 13 out of 33 provinces with a stroke prevalence of 6.6%. Coma patients with ICH are a special condition because of the high mortality rate and improper therapy. The aim of this study was to analyze the comparison between evacuative hemicraniectomy decompression and craniotomy evacuation upon spontaneous ICH patients with GCS 9. Subject and Method:This research was done during February-July 2016. The research used analytical cohort study with comparative analysis design. Employed statistical analysis was unpaired t-test with normal distribution or Mann Whitney if it was abnormal using SPSS ver. 17. Result:There were 16 samples that met research inclusion criteria. The results of postoperative NIHS score comparison between decompressive hemicraniectomy and craniotomy showed significant difference with p = 0.021 (p0.05). Meanwhile for postoperative midline shift and less than 30 days mortality didn’t demonstrate significant difference with respective were p = 0.328 and p = 1.00. Conclusion: Evacuative hemicraniectomy decompression gave better outcome compared with craniotomy evacuation upon spontaneous basal ganglia ICH patients with GCS 9 using NIHS score assessment.
Keywords