Sari Pediatri (Nov 2016)

Hipertensi Krisis pada Anak

  • Sudung O. Pardede

DOI
https://doi.org/10.14238/sp11.4.2009.289-97
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 4
pp. 289 – 97

Abstract

Read online

Hipertensi krisis adalah keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan segera. Hipertensi krisis dibedakan atas hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi. Hipertensi emergensi berarti hipertensi yang disertai kerusakan organ target sedangkan hipertensi urgensi merupakan hipertensi yang tidak disertai kerusakan organ target. Umumnya hipertensi pada anak adalah hipertensi sekunder, dan penyebab hipertensi krisis yang paling sering adalah penyakit renoparenkim dan renovaskular. Hipertensi krisis terjadi melalui beberapa mekanisme antara lain melalui sistem renin angiotensin, overload cairan, stimulasi simpatetik, disfungsi endotel, dan obat-obatan. Sebagai keadaan gawat darurat, prinsip tata laksana hipertensi krisis adalah menurunkan tekanan darah secepatnya untuk mencegah kerusakan organ target. Penanganan hipertensi krisis meliputi pemberian antihipertensi onset cepat, mengatasi kelainan organ target (otak, jantung, retina), mencari dan menanggulangi penyebab hipertensi, serta terapi suportif. Antihipertensi yang sering digunakan adalah labetalol, nikardipin, natrium nitroprusid, diazoksida, hidralazin, fenoldopam, klonidin, sedangkan di Indonesia, antihipertensi yang digunakan untuk tata laksana hipertensi krisis adalah klonidin, nifedipin, natrium nitroprusid, dan nikardipin. (

Keywords