Jurnal Semiotika-Q (Jun 2024)

Kalalah Inheritance in QS. al-Nisa [4]: 176: A Comparative Study of the Interpretation of Ibn al-'Arabi and Wahbah az-Zuhaili

  • Tanti Rostiana Herdiani,
  • Jaka Ghianovan,
  • Khoirun Nidhom

DOI
https://doi.org/10.19109/p9n6nt76
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 1
pp. 241 – 257

Abstract

Read online

Artikel ini menjelaskan perbedaaan waris kalalah dalam perspektif Tafsir Ahkam al-Qur’an karya Ibn Al-‘Arabi dan Tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili yang tertuang dalam QS. al-Nisa [4]: 176. Dengan memakai metode kualitatif secara deskiptif-komparatif, hasil dari artikel ini menjelaskan bahwa warisan kalalah dilihat dari perspektif Ibn al-‘Arabi dalam Ahkam al-Qur’an dan Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir berbeda dari penyajian penafsirannya. Ibn al-‘Arabi memahami kalalah sebagai orang yang tidak meninggalkan ayah atau anak sehingga pembagian warisan mengikuti sesuai ketentuan al-Qur’an dan hadis serta menekankan pentingnya ijtihad Sedangkan menurut Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir, waris kalalah dipahami dengan orang yang tidak meninggalkan ayah atau anak sehingga pembagian warisnya ditentukan pada tiga bagian, yaitu untuk saudara laki-laki dan perempuan (seibu) yang ditinggalkan oleh pewaris, saudara perempuan atau lebih yang ditinggalkan oleh pewaris, dan bagian saudara laki-laki dan perempuan (seayah) yang ditinggalkan oleh pewaris dengan jumlah yang banyak. Perbedaan penafsiran waris kalalah menurut kedua mufasir ini menunjukkan bagaimana hukum Islam telah dipahami dan diterapkan dari persepktif yang berdeda sesuai dengan konteks zaman dan kebutuhan masyarakat. Artikel ini menunjukkan bahwa penafsirn Ibn al-‘Arabi lebih bersifat klasik dan tekstual, sementara az-Zuhaili lebih fleksibel dan kontekstual.

Keywords