Jurnal MIPA (Jun 2014)

KEANEKARAGAM MANGROVE DI WILAYAH TAPAK, TUGUREJO, SEMARANG

  • NKT Martuti

Journal volume & issue
Vol. 36, no. 2

Abstract

Read online

Abstrak __________________________________________________________________________________________ Konversi kawasan mangrove menjadi lahan tambak ikan/udang merupakan penyebab utama rusaknya ekosistem mangrove di Indonesia. Eksploitasi kawasan mangrove yang terus menerus dilakukan berpotensi mereduksi keanekaragaman spesies tumbuhan yang memiliki peran dan fungsi utama secara ekologis. Dusun Tapak merupakan salah satu wilayah di Kota Semarang yang ekosistem mangrovenya masih terjaga. Pengumpulan data primer pada penelitian ini meliputi pengukuran sebaran vegetasi mangrove. Data vegetasi mangrove dianalisis untuk mendapatkan Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks Keanekaragaman. Pada tingkat pertumbuhan pohon, Avicennia marina merupakan spesies yang memiliki nilai penting tertinggi pada S II (300 %), S III (287,14 %), dan S IV (186,08 %), sedangkan spesies Rhizophora mucronata memiliki nilai penting tertinggi pada S I (232,06). Berdasarkan hasil analisis vegetasi mangrove di Wilayah Tapak, terdapat 5 spesies mangrove yang berhasil dijumpai, yaitu Rhizophora mucronata, Avicennia marina, Excoecaria aghalloca, Brugueira cylindrical, dan Xylocarpus mocullensis. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Nilai Keanekaragaman mangrove wilayah Tapak rendah (0-0,469). Hal ini dikarenakan ekosistem mangrove Wilayah Tapak merupakan ekosistem buatan, dengan jenis dan jumlah mangrove yang dominan terdiri dari Rhizophora mucronata dan Avicennia marina. Abstract __________________________________________________________________________________________ The conversion of the mangrove conservation area into fish/shrimp ponds has been the major cause of the destruction of mangrove ecosystem in Indonesia. The ongoing exploitation of mangrove area potentially reduces the plant species diversity of the area. The mangrove area in Tapak Sub-Village of Semarang City is relatively conserved. The primary data collected in this research consisted of the mangrove vegetation distribution. The mangrove vegetation data were then analyzed to obtain the Importance Value Index (IVI) and the Diversity Index. In the level of plant growth, Avicennia marina has the highest importance values at Station II (300 %), Station III (287,14 %), and Station IV (186,08 %), whereas Rhizophora mucronata has the highest importance value at Station I (232,06). The analysis of mangrove vegetation showed that in Tapak there were five species of mangrove, i.e. Rhizophora mucronata, Avicennia marina, Excoecaria aghalloca, Brugueira cylindrical, and Xylocarpus mocullensis. It can be concluded that the Diversity Value of mangrove in Tapak area is considered low (0-0.469). The mangrove ecosystem in Tapak is actually artificial, in which Rhizophora mucronata and Avicennia marina dominated the area.

Keywords