Cakradonya Dental Journal (Dec 2013)

Perubahan pH Saliva Buatan Setelah Diinteraksikan Dengan Candida Albicans, Streptococcus Mutans, dan Aggregatibacter Actinomycetemcomitans

  • Basri A. Gani,
  • Cut Soraya,
  • Sunnati -,
  • Abdillah Imron Nasution,
  • Nurfal Zikri,
  • Rina Rahadianur

Journal volume & issue
Vol. 5, no. 2
pp. 564 – 571

Abstract

Read online

Saliva merupakan cairan eksokrin yang mengandung unsur protein dan antibodi seperti sIgA laktoferin peroksidase, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan pada pertahanan mukosa rongga mulut dan gigi guna mencegah infeksi oral mikropatogen seperti C. albicans, S. mutans, dan A. actinomycetemcpmitans. Patogenesis ketiga oral mikropatogen tersebut diawali dengan mempengaruhi perubahan pH saliva sebagai langkah invasi dan infeksi pada mukosa oral dan pelikel gigi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perubahan pH saliva buatan setelah diinteraksikan dengan S. mutans, C. albicans,dan A. Actinomycetemcpmitans. Materi penelitian ini berupa Streptococcus mutans strain ATCC 31987, Candida albicans strain ATCC 10231, Aggregatibacter actinomycetemcomitans strain ATTC 702358, dan saliva buatan. Untuk mengetahui perubahan pH saliva, maka ketiga mikrobiota tersebut dikultur dan untuk menguji perubahan pH saliva dilakukan uji interaksi ketiga mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan selama 24 jam dengan pengaturan pH saliva sebagai indikator hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan interaksi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu mereduksi perubahan pH saliva mengarah ke pH netral dengan kontrol perlakuan pH saliva 4, 5, 6, 8, dan pH 9 secara statistik tidak tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p0,05), begitu juga ketika dilakukan interakasi diantara masing-masing mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p0,05). Hasil penelitian memperlihatkan aktivitas biologi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu merubah pH Saliva sekaligus mempertahankan pH netral, ini menggambarkan bahwa mikrobiota tersebut saling mendukung dan bekerjasama dalam mempengaruhi siklus biologi rongga mulut dengan pH saliva sebagai indikator.

Keywords