Sari Pediatri (Nov 2016)
Kadar Albumin Pasien Rawat PICU RSAB Harapan Kita Tahun 2010: Dampak Terhadap Mortalitas dan Morbiditas
Abstract
Latar belakang. Pada anak dengan sakit kritis sering dihubungkan dengan kadar albumin serum yang rendah. Hipoalbuminemia terjadi karena peningkatan kebocoran kapiler sehingga protein hilang ke ruang interstitial. Pada kasus dewasa, kadar albumin yang rendah tersebut dihubungkan dengan mortalitas dan morbiditas pasien rawat Intensive Care Unit (ICU). Pada pasien anak belum banyak data mengenai hal tersebut. Tujuan. Untuk mendapatkan data kadar albumin serum serta dampaknya terhadap mortalitas dan morbiditas pasien sakit kritis yang dirawat di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Anak Bersalin (RSAB) Harapan kita. Metode. Penelitian kohort retrospektif, kriteria inklusi adalah semua subyek yang dirawat di PICU RSAB Harapan Kita, sejak Januari hingga Desember 2010. Kriteria eksklusi adalah subyek yang tidak terdapat data kadar serum albumin saat masuk ruangan PICU. Terdapat 345 pasien rawat, 290 (84%) diikutsertakan, berumur 1 bulan hingga 18 tahun. Dikelompokkan pasien hipoalbuminemia, apabila kadar albumin serum 3,5 g/dL. Kedua kelompok dibandingkan terhadap mortalitas dan morbiditas, di antaranya risiko pemakaian ventilator, pemakaian obat inotrop/ vasoaktif, disfungsi lebih dari dua organ dan lama perawatan. Hasil. Terdapat 190 (65,5%) pasien hipoalbuminemia dan 100 (34,5%) normoalbuminemia. Sebagian besar berumur 1-12 bulan 118 (40,7%). Terbanyak laki-laki 153 (54,1%) dan perempuan 136 (45,9%). Kelompok hipoalbuminemia mempunyai mortalitas lebih tinggi dibandingkan normoalbuminemia. Risiko pemakaian ventilator dan pemakaian obat inotrop atau vasoaktif yang lebih besar dibandingkan kelompok normoalbuminemia. Kesimpulan. Lebih dari separuh (65,5%) anak sakit kritis yang dirawat di PICU RSAB Harapan Kita mempunyai albumin serum <3,5 g/dL. Hanya sekitar 37 (12,8%) pasien yang mengalami gizi buruk dan kurang. Hipoalbuminemia ini mempengaruhi mortalitas, penggunaan ventilador dan pemakaian obat inotrop/vasoaktif pasien rawat PICU.
Keywords