Jurnal Wacana Kinerja (Mar 2020)
Tarik Ulur Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Abstract
Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diwacanakan oleh pemerintah beberapa bulan terakhir ini terns menghiasi ruang publik. Meskipun jika kita perhatikan intensitasnya mulai berkurang pascakeputusan pemerintah untuk menunda kenaikan harga BBM. Namun, bukan berarti penundaan ini iantas mengurungkan niat pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Pemerintah tetap membuka kemungkinan untuk menaikkan harga BBM dengan memperhatikan harga minyak dunia. Pica harga minyak dunia naik melebihi Batas yang diproyeksikan dalam APBN, otomatis pemerintah mau tidak man menaikan harga BBM demi mengurangi beban APBN untuk subsidi BBM yang melonjak dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, beban subsidi BBM pada APBN dipatok sebesar Rp 68,7 triliun namun realisasinya mencapai Rp. 82,4 triliun. Tabun 2011 dianggarkan Rp 96 triliun dan realisasinya mencapai Rp 165,2 triliun. Tabun 2012 dianggarkan di APBN sebesar Rp. 123,6 triliun. Beban subsidi pada tahun 2012 ini kemungkinan bisa lebih tinggi jika harga minyak dunia mengalami kenaikan. Rencana pemerintah itu ternyata disambut resistensi oleh masyarakat umum, buruh dan mahasiswa yang langsung menggelar demonstrasi menentang rencana kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM dipastikan akan berdampak pada semakin beratnya beban hidup