Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia (Mar 2024)
Konversi Epidural Labor Analgesia (ELA) menjadi Anestesi Epidural untuk Crash Seksio Sesarea pada Pasien Patent Ductus Arteriosus (PDA) dan Pulmonary Hypertension (PH)
Abstract
Metode untuk mengatasi nyeri persalinan telah berkembang sejak tahun 1847. Epidural Labor Analgesia (ELA) tetap menjadi intervensi utama untuk mengatasi nyeri persalinan. ELA dapat dikonversi menjadi anestesi epidural untuk seksio sesarea bila diperlukan. Seorang wanita berusia 37 tahun hamil 32 minggu datang ke ruang gawat darurat dengan sesak napas. Selanjutnya diketahui pasien memiliki Patent Ductus Arteriosus (PDA) bidireksional dengan Pulmonary Hypertension (PH). Riwayat 2 kali persalinan sebelumnya tidak ada masalah. Pasien ini direncanakan partus pervaginam dengan ELA segera setelah pematangan paru janin. Kombinasi anestesi lokal konsentrasi rendah dan opioid diberikan sebagai dosis awal, dilanjutkan dosis intermiten setiap 3-6 jam. Setelah 22 jam, dilakukan crash seksio sesarea karena gawat janin. ELA dikonversi menjadi anestesi epidural untuk operasinya. Dosis anestesi lokal yang lebih tinggi diberikan saat persiapan operasi dilakukan. Vasopresor diberikan dalam dosis titrasi untuk menjaga agar resistensi vaskular sistemik tetap tinggi. Pasien stabil baik selama ELA maupun operasi. Skor Apgar bayi adalah 5/7. Setelah 48 jam di ICU, pasien dipindahkan ke HCU. ELA dapat dikonversi menjadi anestesi epidural untuk seksio sesaria emergensi. Konsentrasi anestesi lokal yang diberikan untuk operasi sedikit lebih tinggi dibanding untuk analgesia persalinan. Tujuannya bukan hanya untuk memberikan analgesia yang memadai tetapi juga untuk menjaga kestabilan hemodinamik pasien dengan PDA dan PH.
Keywords