Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah (Jan 2015)

MODEL MANAJEMEN BISNIS BATIK LASEM: STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH BATIK TULIS LASEM DI PANCUR REMBANG

  • Agus Retnanto

DOI
https://doi.org/10.21043/equilibrium.v3i1.1278
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 1
pp. 174 – 198

Abstract

Read online

The purpose of this study is to describe the business management model Lasem batik industry in the district Pancur based on historically and economically and culturally. The method used in this study is a qualitative model and approach naturalistic phenomenology. Through this approach carried out a two-stage study is descriptive and evaluative. The results show that the model of business management batik Lasem still conventional and weak, there is no system of good administration and bookkeeping let alone use modern accounting system. In addition, the batik production business is still a business that is profitable with a margin range of between 14-57%. The level of wages, at least equal to the minimum wage standard of the District, but a good wage is less felt by the workers because of the working system and the wage system based on wholesale. Business network there is a traditional network since the procurement of raw materials to market and product sales. Tujuan kajian ini adalah untuk memaparkan model manajemen bisnis industri batik tulis Lasem di kecamatan Pancur secara historis maupun secara ekonomi dan budaya. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif dengan model naturalistik dan pendekatan phenomenology. Melalui pendekatan tersebut dilakukan dua tahap kajian yaitu deskriptif dan evaluatif. hasil kajian menunjukkan bahwa model menejemen bisnis batik tulis Lasem masih bersifat konvensional dan lemah, tidak ada sistem administrasi dan pembukuan yang baik apalagi memakai sistem akuntansi modern. Selain itu, usaha produksi batik masih merupakan usaha yang profitable dengan kisaran margin antara 14-57 %. Tingkat upah buruh, minimal sama dengan standar Upah Minimum Kabupaten, namun besaran upah yang baik ini kurang dapat dirasakan oleh para pekerja karena sistem kerja dan sistem pengupahan berdasarkan borongan. Jaringan bisnis yang ada merupakan jaringan tradisional sejak pengadaan bahan baku hingga pasar dan juga penjualan produknya.

Keywords