Salus Cultura (Dec 2023)

Intervensi Diversifikasi Pangan Lokal dalam Menurunkan Prevalensi Stunting di Kabupaten Batang: Analisis Kajian Politik Keamanan Non-tradisional

  • Hendy Setiawan,
  • Chorunnisa Chorunnisa

DOI
https://doi.org/10.55480/saluscultura.v3i2.112
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 2
pp. 78 – 90

Abstract

Read online

Data SSGI tahun 2022, dari 58.000 balita di Kabupaten Batang yang diambil sampel, hanya 719 balita atau 1,2% hasilnya meningkat 1%. Angka ini tentu sangat tinggi melebihi batas toleransi yang diizinkan oleh WHO yakni tidak melebihi batas 20%. Sementara instruksi Presiden Joko Widodo, setiap daerah harus menurunkan stunting dengan batas paling tinggi 14% bahkan bila perlu zero stunting. Masih tingginya angka stunting di Kabupaten Batang sampai saat ini harus membuat Pemerintah Daerah untuk mampu mendayagunakan sumber daya pangan lokal yakni pangan lokal. Selama ini sektor ini cukup diam tidak ada mobilisasi dalam diversifikasi pangan lokal. Padahal ketersediaan pangan lokal di Kabupaten Batang cukup tinggi, mulai dari ubi-ubian, biji-bijain, buah-buahan, hingga ikan laut. Oleh karena itu, ketersediaan pangan lokal yang cukup harusnya dapat dijadikan sebagai sumber daya aktif dalam rangka membangun keamanan manusia demi terciptanya kesehatan pada derajat yang paripurna. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendiskusikan bagaimana diversifikasi pangan lokal dalam mengintervensi kasus stunting melalui pendekatan politik keamanan manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan. Sementara itu, teknik analisis data menggunakan konsep Creswell. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya kasus stunting di Kabupaten Batang diakibatkan oleh cara pandang pemerintah setempat yang belum komprehensif akan ketersediaan pangan lokal setempat. Banyaknya sumber pangan lokal belum dioptimalkan pemanfaatannya, salah satunya melalui diversifikasi pangan lokal dalam mengatasi bentuk ketidakamanan manusia ini (stunting). Padahal ketersediaan pangan lokal ini harus dilakukan intervensi dengan cara mengidentifikasi sumber pangan lokal yang kandungannya banyak nutrisi dan gizi, dan selanjutnya digalakkan sebagai gerakan pangan lokal yang beragam di masyarakat.

Keywords