Sari Pediatri (Nov 2016)

Jumlah Eosinofil pada Anak dengan Soil Transmitted Helminthiasis yang Berusia 6-10 Tahun

  • Reggy Harapan Baringin Silalahi,
  • Wistiani Wistiani,
  • Edi Dharmana

DOI
https://doi.org/10.14238/sp16.2.2014.79-85
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 2
pp. 79 – 85

Abstract

Read online

Latar belakang. Kecacingan atau soil transmitted helminthes (STH) dan alergi keduanya merupakan masalah kesehatan dengan morbiditas yang cukup luas di berbagai negara. Kecacingan berkaitan dengan peningkatan eosinofil darah yang juga dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk alergi. Tujuan. Membuktikan jumlah eosinofil darah pada anak usia 6 -10 tahun yang mengalami kecacingan (STH). Metode. Desain studi observasional menggunakan cross sectional pada anak usia 6–10 tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek dipilih secara consecutive sampling di empat sekolah dasar di Semarang yang dipilih dengan purposive sampling. Dilakukan pemeriksaan fisik, tinggi badan, berat badan, mengisi kuisinoner International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC), pemeriksaan mikroskopik feses dan jumlah eosinofil darah. Analisis statistik menggunakan uji Mann Whitney dan Pearson chi square. Hasil. Di antara 74 anak, didapatkan 25 (33,8%) dengan kecacingan (STH) dan 49 tidak kecacingan (66,2%). Pada anak yang mengalami kecacingan (STH), nilai median eosinofil adalah 437,0 (123-1021) dan pada anak yang tidak kecacingan adalah 228,0 (72-1095) dengan nilai p=0,019. Pada kecacingan STH, nilai rasio prevalensi kejadian eosinofilia adalah 3,189 (p=0,025; 95% CI 1,136-8,954). Nilai median eosinofil anak dengan alergi didapatkan 312,0 (111-799) dan pada anak yang tidak alergi didapatkan 251,0(72-1095) dengan nilai p=0,974. Kesimpulan. Jumlah eosinofil darah pada anak usia 6-10 tahun yang menderita kecacingan (STH) berbeda secara bermakna dengan anak yang tidak mengalami kecacingan.

Keywords