Techno (Apr 2024)

OPTIMASI DELIGNIFIKASI KULIT SINGKONG (Manihot esculenta) DENGAN PELARUT BASA NaOH MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM)

  • Dini Nur Afifah,
  • Adam Mufarij,
  • Tantri Analisawati Sudarsono,
  • Ardi Wiranata

DOI
https://doi.org/10.30595/techno.v25i1.19540
Journal volume & issue
Vol. 25, no. 1
pp. 63 – 72

Abstract

Read online

Kulit singkong (Manihot esculenta) merupakan bagian tubuh tumbuhan singkong yang cenderung menjadi limbah karena mengandung sianida yang hingga 618.2 mg/Kg. Dalam rangka mengurangi potensi pencemaran limbah kulit singkong maka digali potensi yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa kulit singkong dapat mengandung selulosa hingga 33%. Adanya kondisi tersebut menyebabkan terbukanya peluang kebermanfaatan kulit singkong sebagai sumber selulosa yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi material biopolimer ramah lingkungan.Tantangan pengembangan material berbasis selulosa dari limbah pertanian adalah adanya struktur lignoselulosa yang menghambat penetrasi reagen kimia. Oleh karenanya perlu dilakukan proses delignifikasi untuk memecah struktur lignoselulosa, sehingga menurunkan kadar lignin. Pada penelitian ini proses delignifikasi dilakukan dengan metode alkali dengan basa NaOH. Optimasi proses dengan melibatkan variabel terikat berupa konsentrasi NaOH (%), rasio solid/liquid (S/L), waktu (menit) dan suhu (°C) dilakukan dengan metode Response Surface Methodology (RSM) model Central Composite Design. Hasil analisis desirability mendapatkan kondisi optimum delignifikasi kulit singkong dengan pelarut basa NaOH, yaitu: konsentrasi NaOH 8.14%, rasio S/L 6.6, suhu reaksi sebesar 90°C dan lama reaksi selama 111 menit. Proses delignifikasi dengan kondisi tersebut diprediksi akan menghasilkan serbuk kulit singkong dengan kadar selulosa, hemiselulosa, dan lignin berturut-turut sebesar 68.27%; 6.21%; 0.98%.

Keywords