NERS Jurnal Keperawatan (Sep 2023)
Hubungan Panjang Badan Lahir dengan Kejadian Stunting Pada Balita
Abstract
Masalah gizi di Indonesia yang hingga kini belum terselesaikan adalah stunting. Stunting terjadi pada masa janin berada di kandungan dan dapat terlihat ketika sudah memasuki usia tahun kedua. Stunting apabila tidak cepat ditangani bisa menyebabkan kematian pada balita. Faktor penyebab stunting yang paling dominan yakni panjang badan lahir pendek. Panjang badan lahir pendek yang dialami Balita dapat disebabkan oleh kurangnya asupan protein pada saat kehamilan. Panjang badan lahir bayi yang pendek meningkatkan risiko lebih besar terjadi stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan panjang badan lahir dengan kejadian Stunting pada balita. Desain penelitian ini menggunakan kohort retrospektif. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 128. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p > 0, 570 yang artinya bahwa tidak ada hubungan antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting di Desa Tasikmadu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya hubungan antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting di Desa Tasikmadu diakibatkan adanya faktor yang lebih berpengaruh setelah balita dilahirkan ke dunia seperti terlalu dininya pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), frekuensi yang tidak teratut dalam memberikan MP-ASI, menu MP-ASI yang tidak bervariasi dan hanya terdiri dua jenis yaitu karbohidrat, tidak terjadwalnya waktu memberi ASI dan konsumsi ASI eksklusif yang dihentikan terlalu dini. Kata kunci: Panjang Badan Lahir, Stunting, Balita