Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi (Jul 2021)

Distres sebagai Mediator antara Resiliensi dan Well-being pada Dewasa di Indonesia

  • Fariza Nur Shabrina,
  • Grace Elizabeth Romorani Sigumonrong,
  • Nabila Isnandini,
  • Syora Alya Eka Putri

DOI
https://doi.org/10.20885/psikologika.vol26.iss2.art6
Journal volume & issue
Vol. 26, no. 2
pp. 319 – 334

Abstract

Read online

COVID-19 merupakan situasi yang menimbulkan stres, di luar kendali individu, dan berdampak buruk pada well-being. Pada situasi stres, resiliensi dinilai sebagai faktor protektif dari well-being yang ditandai dengan optimisme dan fleksibilitas kognitif. Individu yang resilien dengan kata lain berpotensi memiliki persepsi distres psikologis rendah sehingga memiliki well-being yang baik bahkan selama pandemi COVID-19. Penelitian ini melihat peran distres psikologis sebagai mediator dalam hubungan antara resiliensi dan well-being pada situasi COVID-19 di Indonesia. Pengambilan data dilakukan menggunakan survei online dengan tiga alat ukur berbentuk self-reported inventory yaitu HSCL-10, RS-14, dan MHC-SF. Hasil analisis mediasi dari 260 partisipan menunjukan bahwa distres psikologis berperan sebagai mediator parsial dalam hubungan antara resiliensi dan well-being. Semakin tinggi resiliensi, maka semakin positif individu melihat situasi mereka yang ditandai dengan rendahnya distres psikologis. Distres psikologis yang rendah kemudian berpengaruh terhadap peningkatan well-being. Hasil penelitian ini menguatkan pentingnya peran persepsi kognitif terhadap well-being selama kondisi pandemi COVID-19. Intervensi psikologis dalam bentuk peningkatan fleksibilitas kognitif dan pendekatan mindfulness dapat menjadi alternatif dalam menanggulangi dampak negatif COVID-19 terhadap well-being.