Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni (Jul 2017)

Karya Rakut Sitelu

  • Brepin Tarigan

DOI
https://doi.org/10.33153/dewaruci.v12i1.2515
Journal volume & issue
Vol. 12, no. 1
pp. 11 – 16

Abstract

Read online

Rakut Sitelu adalah salah satu unsur yang ada dalam konsep Sangkep Nggeluh yang fungsinya untuk menentukan kedudukan seseorang dalam bersosial dan berbudaya kedalam tiga kategori yaitu Sukut, Kalimbubu, dan Anak Beru. Sukut adalah pihak yang menjadi tuan rumah dalam suatu upaca adat istiadat maupun ritual, kalimbubu adalah pihak yang sangat dihormati karena dianggap menjadi perwakilan Dibata (Tuhan) dibumi pemberi tendi dan darah, sedangkan Anak Beru adalah pihak yang mengerjakan pekerjaan sukut dalam upacara adat istiadat maupun ritual. Namun dalam sistem Rakut Sitelu kedudukan tersebut akan berganti melalui proses ertutur sehingga tidak ada kedudukan tetap dan kasta dalam masyarakat Karo. Namun dewasa ini sistem Rakut Sitelu menjadi artifisal karena berbagai pengaruh diantaranya jabatan, ekonomi, dan tantangan hidup. Fenomena tersebut membuat pengkarya merasa perlu menciptakan sebuah kritisi melalui media musik kemasan seni pertunjukan yang digagas dari konsep falsafah hidup masyarakat Karo dengan sumber bunyi dan rhitem dari gendang sarunei dalam kemasan seni pertunjukan dengan durasi pertunjukan lebih kurang 50 menit. Komposisi ini diberi judul “Rakut Sitelu” dan dibagi menjadi tiga bagian yaitu Sukut, Kalimbubu, dan Anak Beru. Namun komposisi ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri melainkan terkait antara yang satu dengan bagian lainnya. Masing-masing dalam bagian tersebut mempunyai makna tersendiri yang terkait dengan sistem Rakut Sitelu. ABSTRACT Rakut Sitelu is one of the elements contained in the concept Sangkep Nggeluh whose function is to determine the position of a person in a sociable and cultured into three categories Sukut, Kalimbubu, and Anak Beru. Sukut is party to host a customs ceremony and rituals, Kalimbubu is the highly respected because it is considered to be a representative Dibata (God) on earth giver tendi and blood, while the Anak Beru is a party that does the work Sukut ceremonial customs and rituals. However, within the Rakut Sitelu these positions will change through the process ertutur so there is no fixed position and caste in society Karo. But today it is the Rakut Sitelu sytem be artifisal due to various influences such positions, the economy, and the challenges of life. That phenomenon makes composer felt the need to create a critique through packaging music media performance art conceived of the concept of community Karo philosophy of life with the sound source and rhitem of drum sarunei in the packaging art show with performances duration of approximately 50 minutes. This composition was given the title of “Rakut Sitelu” and is divided into three parts, namely Sukut, Kalimbubu, and Anak Beru. However, this composition can not stand alone but bound between the one with the other parts. Respectively in the section has its own meaning related to the raccoon Sitelu system.

Keywords