Quality (Dec 2022)

PERSEPSI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN BAYI DENGAN KELAINAN KONGENITAL

  • Eugenius R. Masri,
  • Putriatri K. Senudin,
  • Dionesia O. Laput,
  • Eufrasia P. Padeng,
  • Yohana Hepilita

Journal volume & issue
Vol. 16, no. 1
pp. 39 – 47

Abstract

Read online

Secara global kelainan bawaan mejadi penyebab kematian anak sebesar 4% dan menjadi penyumbang kematian perinatal sebesar 22%. Kelainan bawaan menempati urutan kedua penyebab kematian neonatal di Indonesia sebesar 21,4%. Jenis kelainan bawaan pada bayi antara lain talipes equinovarus (21,9%), orofacial cleft (20,4%), neural tube defect (18,4%), abdominal wall defect (16,45%), atresia ani (9,7%), hypospadias atau epispadias (4,8%), kembar siam (4,2%) dan microcephaly (2,3%). Sekitar 50% kelainan bawaan tidak diketahui penyebabnya. Pengelolaan terhadap masalah ini, sangat bergantung pada persepsi. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri, yang berdampak pada perilaku keluarga dalam melakukan perawatan pada anak dengan kelainan bawaan. Dukungan yang baik memberikan persepsi positif tentang kelainan bawaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan crossectional. Teknik sampling yang dilakukan menggunakan purposive sampling dengan sampel berjumlah 17 responden. Hasil penelitian menunujukkan bahwa sebagian besar persepsieluarga positif dengan dukungan keluarga baik (35,5%) sehingga persepsi keluarga memiliki pengaruh dukungan keluarga tentang perawatan bayi dnegan kelainan bawaan (p=0.013). Persepsi keluarga hanya sebatas kesadaran keluarga tentang suatu masalah kesehatan. Jika keluarga memiliki kesadaran bahwa memiliki anak dengan kelainan bawaan menjadi sebuah masalah maka keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah kesehatan. Dalam melaksanan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga, maka sangat perlu dukungan keluarga. Kelahiran bayi dengan kelainan bawaan ini menimbulkan berbagai permasalahan dalam keluarga meliputi perasaan tertekan, malu, rasa bersalah, serta masalah perhatian dan pembiayaan yang lebih besar dari pada anak normal. Dukungan yang baik memberikan persepsi positif tentang penyakitnya yang akan mempengaruhi kualitas hidup