Amerta Nutrition (Mar 2023)
Pola Konsumsi Makanan Mempengaruhi Kadar Vitamin D dan Kualitas Hidup Anak pada Masa Growth Spurt Kedua
Abstract
Latar Belakang: Masa growth spurt (pacu tumbuh) kedua perlu mendapatkan perhatian terkait kecukupan asupan zat gizi makro dan zat gizi mikro, termasuk vitamin D. Selama ini kecukupan vitamin D kurang mendapatkan perhatian, jika diperburuk dengan pola kegiatan yang cenderung lebih banyak di dalam ruangan serta pola makan dengan gizi yang kurang seimbang, dikhawatirkan akan memicu defisiensi vitamin D dan berimbas pada tumbuh kembang dan kualitas hidup anak. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi anak terhadap kadar vitamin D, berat badan, tinggi badan, dan kualitas hidup anak usia 10-12 tahun. Metode: Penelitian observasional dengan desain cross sectional dilakukan pada 40 anak usia 10-14 tahun tanpa kecacatan fisik dari Pondok Kun Assalam Sentono dan Madrasah Ibtidaiyah At-Taqwa Semarang. Seluruh subjek diukur pola konsumsi makan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ), kadar vitamin D dalam darah, tinggi badan, berat badan, panjang tungkai, serta diukur kualitas hidup menggunakan Pedriatric Quality of Life Inventory (PedsQL). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 subjek, hanya ada 3 (7,5%) anak yang kadar vitamin D masuk kategori cukup (kadar vitamin D ≥30 µg/mL). Terdapat hubungan signifikan antara pola konsumsi makanan dengan kadar vitamin D darah (p<0.01), tinggi badan, berat badan, panjang tungkai serta kualitas hidup (p< 0.05). Nilai koefisien korelasi Spearman berturut-turut antara pola konsumsi makanan dengan kadar vitamin D darah, tinggi badan, berat badan, panjang tungkai serta kualitas hidup adalah 0.404; 0.290; 0.369; 0.380; 0.321. Kesimpulan: Pola konsumsi makanan anak yang berada pada masa growth spurt kedua perlu diperhatikan karena berhubungan dengan kadar vitamin D, tinggi badan, berat badan, dan kualitas hidup.
Keywords