Mudra: Jurnal Seni Budaya (Feb 2019)

Kesenian Ronggeng Pasaman Dalam Perspektif Kreativitas Apropriasi Musikal

  • Martarosa Martarosa,
  • Imal Yakin,
  • Kurniawan Fernando

DOI
https://doi.org/10.31091/mudra.v34i1.642
Journal volume & issue
Vol. 34, no. 1

Abstract

Read online

Tumbuh dan berkembangnya kesenian Ronggeng Pasaman tidak luput dari dampak interaksi secara multikultur antara musik Barat (Portugis dan Belanda) dan musik Timur (Arab, India, Melayu, Minangkabau, Mandailling dan Jawa imigran). Hal ini terkait dengan isu identitas, migrasi (diaspora), dan bentuk apropriasi musikal. Fenomena yang muncul diisukan bahwa, kesenian Ronggeng yang berkembang dalam budaya masyarakat Pasaman saat ini, mereka yakin bahwa kesenian tersebut adalah didatangkan dari Jawa imigran. Namun secara musikal dijumpai bahwa, bentuk seni pertunjukan kesenian ronngeng pasaman yang berkembang, sangat jauh berbeda dengan bentuk seni pertunjukan Ronggeng yang berkembang di daerah Jawa. Ditinjau dari ciri-khasnya kesenian ronggeng teramati bahwa, bentuk seni pertunjukannya banyak kemiripannya dengan aspek musikal yang terkandung diluar ranah budaya masyarakat Pasaman seperti, dijumpai dalam pemakaian alat musik, sistem nada dan penggunaan teknik dalam permainan alat musik tradisi masyarakat Pesisir Sumatera Barat yang disebut garitiak dan gayo atau ornamentasi yang terkandung dalam kesenian rabab pasisie dan musik gamat. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah dibawah payung disiplin musikologi dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan interpretatif yang terdiri dari dua aspek (tekstual dan kontekstual). Hasil akhir dari penelitian ini ditemukan bahwa, tumbuh dan berkembangnya tradisi kesenian Ronggeng Pasaman disamping menggunakan alat musik biola Eropa (Barat) juga dapat dikatakan sebagai salah satu hasil produk budaya apropriasi musikal antara Barat (Portugis dan Belanda) dan Timur (Arab, India, Melayu, Minangkabau, Mandailling dan Jawa imigran).

Keywords