Jurnal Mangifera Edu (Jan 2017)
Landasan Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains
Abstract
Merujuk pada pengertian IPA, hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi: penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari; (4) sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; sains bersifat open ended. Pembelajaran IPA yang demikian sejalan dengan filsafat konstruktivisme yang ide dasarnya dikemukakan oleh Jean Piaget bahwa belajarnya peserta didik, merupakan suatu proses pembentukan personal, individual, dan intelektual yang timbul dari aktivitasnya sendiri di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA yang berlandaskan konstruktivisme, menuntut seorang guru menguasai beragam strategi pembelajaran sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhandan situasi siswa. Hal ini disebabkan tidak ada satu strategi pembelajaran yang cocok untuk semua situasi, waktu, dan tempat. Demikian pula dengan penilaiannya tidak tergantung pada bentuk asesmen yang menggunakan paper and pencil test atau bentuk tes objektif. Bentuk asesmen yang digunakan disebut authentic assessment atau altenative assessment, seperti portfolio, observasi proses, dinamika kelompok, studi kasus, simulasi dan permainan, performance appraisal.
Keywords