Jurnal Wacana Kinerja (Jun 2020)
Mengungkap Kebijakan Negara Berkinerja Tinggi Dalam Pendidikan
Abstract
Dalam kurun beberapa waktu, The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melakukan studi asesmen terhadap kinerja murid berusia 15 tahun dalam matematika, ilmu pengetahuan, dan pemahaman membaca. Studi yang dimulai pada tahun 2000 tersebut dinamai The Programme for International Student Assessment (PISA). Hasil PISA berwujud dalam pemeringkatan performa negara anggota OECD dan non-anggota OECD. Negara yang berada pada peringkat tertinggi merepresentasikan performa dan pemahaman murid yang cukup komprehensif pada bidang mata pelajaran yang diukur. Pada 2018, Indonesia berada pada peringkat 74 dari 79 negara yang diukur. Artinya, siswa Indonesia yang menjadi sampel dalam studi tersebut kurang dapat memahami matematika, sains dan materi bacaan yang diujikan. Ini menjadi sebuah pekerjaan rumah besar bagi pemerintah untuk segera memperbaiki kondisi tersebut. Namun, apakah PISA merupakan ukuran yang cukup komprehensif untuk mengukur kinerja pemerintah sebenarnya? Pembuat kebijakan sering mengutip hasil pemeringkatan PISA tersebut sebagai alat politis dan bahan penyusunan kebijakan. Melalui buku ini, Lucy Crehan penulisnya meninjau PISA secara kritis melalui studi etnografi di lima negara yang berada pada peringkat teratas PISA yakni Finlandia, Jepang, Singapura, Tiongkok, dan Kanada