Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Dec 2016)

Mangandung dalam Perkabungan Masyarakat Batak Toba

  • Rosmegawaty Tindaon,
  • G.R. Lono Lastono Simatupang,
  • Victor Ganap,
  • Timbul Haryono

DOI
https://doi.org/10.24821/resital.v17i3.2230
Journal volume & issue
Vol. 17, no. 3
pp. 131 – 139

Abstract

Read online

Menurut kepercayaan masyarakat Batak Toba kematian bukan sebuah totalitas tetapi sebuah perpisahan parsial. Ada kepercayaan bahwa kematian tidak pernah memisahkan manusia secara total, hal ini terungkap lewat ritual yang dilakukan saat anggota keluarga meninggal, konteks kematian dalam masyarakat Batak Toba adalah adat istiadat mereka. Salah satu ritual adat kematian adalah kebiasaan mangandungi jenazah. Mangandung adalah salah satu ritual kematian yang berasal dari kata andung yang artinya ratap. Kebiasaan mangandungi pada masyarakat Batak Toba berkembang menjadi kesenian yang dikenal dengan tradisi nyanyian andung. Tradisi mangandung dianggap sebagai bagian dari adat dan tergolong penting sebagai bentuk ekspresi kesedihan dengan kata kata dan irama tertentu. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. The Cosmology of Tetabuhan in Ngaben Ritual Ceremony. According to the Batak Toba community belief death is not a totality but a partial separation. There is a belief that death never separates humanity totally, it is revealed through the ritual performed when family members died, the context of death in Batak Toba society is their custom. One of the customary rituals of death is the habit of mangandungi bodies. Mangandung is one of the rituals of death that comes from the word that means grandmother wailed. The habit of mangandungi in Toba Batak society developed into an art known as the singing andung tradition. Tradition mangandung is considered as part of custom and is important as a form of expression of sadness with certain words and rhythms. This research used ethnography method.

Keywords