Jurnal Teknik Sipil (Apr 2023)
Analisa Relative Important Index pada Leading dan Lagging Indicators yang Mempengaruhi Budaya Keselamatan Konstruksi di Indonesia
Abstract
Konstruksi merupakan salah satu sektor yang secara signifikan mendukung Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Aktivitas konstruksi di Indonesia meningkat seiring dengan besarnya volume pembangunan infrastruktur. Tingginya aktivitas konstruksi otomatis berdampak pada kebutuhan kinerja proyek, tidak terkecuali terkait kinerja keselamatan konstruksinya. Faktor utama pembentuk kinerja keselamatan konstruksi adalah budaya keselamatan. Indonesia saat ini belum mencapai budaya keselamatan pada tingkat yang tertinggi. Untuk mencapai budaya keselamatan dengan tingkatan tertinggi, penyelenggara konstruksi di Indonesia perlu memenuhi beberapa langkah yang diukur melalui leading indicator (langkah proaktif dan preventif) dan lagging indicator (langkah reaktif dan korektif). Artikel ini memiliki tiga tujuan mendasar sebagai berikut: 1) mengidentifikasi seluruh indikator keselamatan konstruksi melalui pendekatan leading indicators dan lagging indicators; 2) menganalisis tingkat urgensi setiap indikator; dan 3) menganalisis hubungan indikator dengan peningkatan budaya keselamatan konstruksi Indonesia. Studi literatur, Desk Research dan Relative Importance Index (RII) menjadi salah satu metode dalam menemukan indikator yang dibutuhkan dan menganalisis tingkat urgensinya. Terdapat total 9 leading indicator dan 2 lagging indicator yang merupakan ukuran dalam meningkatkan budaya keselamatan konstruksi di Indonesia. Jumlah kecelakaan kerja merupakan indikator terpenting dalam menggambarkan kinerja keselamatan. Sementara itu, rutinitas toolbox talks di proyek konstruksi merupakan indikator dengan tingkat urgensi terendah apabila budaya pelaksanaannya masih bersifat normatif. Seluruh indikator digunakan untuk menggambarkan keberhasilan pemenuhan langkah-langkah peningkatan budaya keselamatan yang meliputi: 1) penerapan reward dan punishment; 2) membentuk lembaga khusus untuk pengawasan K3; 3) melakukan evaluasi kinerja K3 secara rutin; dan 4) penerapan manajemen risiko.
Keywords