Teknika (Jun 2020)

Analisis potensi likuifaksi berdasarkan data penyelidikan tanah standard penetration test (SPT) (studi Kasus cross taxiway timur Bandara Soekarno Hatta Tangerang)

  • Enden Mina,
  • Rama Indera Kusuma,
  • Kiki Ariandhika Muzaky

DOI
https://doi.org/10.36055/tjst.v16i1.8261
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 1
pp. 128 – 135

Abstract

Read online

Fenomena likuifaksi sering terjadi setelah kejadian gempa di beberapa tempat. Likuifaksi pada tanah dapat menyebabkan kerusakan yang parah bagi bangunan yang berada di atasnya, sehingga kerugian yang ditimbulkan sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi likuifaksi di wilayah Bandara Soekarno-Hatta Tangerang terutama wilayah Cross Taxiway Timur. Metode yang digunakan adalah analisis nilai safety factor (SF) yang didapatkan dengan membandingkan nilai cyclic resistance ratio (CRR) dan cyclic stress ratio (CSR) dengan menggunakan parameter tanah yang berasal dari data uji bor standard penetration test (SPT). Suatu tanah akan terlikuifaksi apabila memiliki nilai SF kurang dari satu dan tidak terlikuifaksi apabila nilainya lebih atau sama dengan satu. Berdasarkan hasil analisis likuifaksi dengan mengambil nilai percepatan gempa rata-rata sebesar 0,35g diperoleh hasil bahwa seluruh area cross taxiway timur Bandara Soekarno Hatta memiliki potensi untuk mengalami likuifaksi pada kedalaman rata-rata antara 6 meter sampai 8 meter. Liquefaction phenomenon often occurs after earthquake events in several places. Liquefaction of the soil can cause fatal damage to the building above so that the losses incurred are not small. This study aims to determine the potential liquefaction at Soekarno-Hatta Airport in Tangerang, especially in the East Cross Taxiway area. The method used in this study is the analysis of safety factor values obtained by making a comparison of cyclic resistance ratio (CRR) value with cyclic stress ratio (CSR) value using soil parameters obtained from drill test data of standard penetration test (SPT). The site has the potential of liquefaction when the safety factor less than one and unlicensed to liquefaction when it higher or equal to one. Based on the results of liquefaction analysis by taking an earthquake acceleration value of an average of 0.35 g for Tangerang Area, it can be concluded that the East Cross Taxiway area of the Soekarno Hatta Airport has the potential liquefaction at an average depth between 6 meters to 8 meters.

Keywords