Positron (Dec 2021)
Mikrozonasi Berdasarkan Data Mikrotremor dan Kecepatan Gelombang Geser di Kotamadya Yogyakarta
Abstract
Gempabumi Yogyakarta dengan magnitude 6,3 Skala Richter yang terjadi pada tahun 2006 menyebabkan kerusakan bangunan di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Kerusakan banyak terjadi di daerah sedimen Yogyakarta daripada di perbukitan Wonosari yang memiliki lapisan lebih keras. Kerusakan ini mengindikasikan adanya kontrol efek tapak lokal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan daerah rawan kerusakan gempabumi di Kotamadya Yogyakarta berdasarkan analisis kurva Horizontal-to-Vertical Spectral Ratio (HVSR) dan mengetahui litologi bawah permukaan berdasarkan ground profiles kecepatan gelombang geser (Vs) dengan metode inversi kurva HVSR. Penelitian dilakukan di Kotamadya Yogyakarta dan sekitarnya yang dibatasi pada koordinat 7o45’58.09’’- 7o50’59.01’’ Lintang Selatan dan 110o19’7.87’’-110o24’35.43’’ Bujur Timur. Data mikrotremor sebanyak 280 diolah menggunakan metode HVSR. Proses inversi HVSR juga dilakukan untuk memperkirakan model perlapisan tanah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai frekuensi dominan (fo) di Kotamadya Yogyakarta dan sekitarnya berkisar antara 1,1-5,8 Hz, nilai amplifikasi (A0) berkisar antara 1-21, nilai Vs30 berkisar antara 210-376 m/s. Hasil inversi menunjukkan bahwa ketebalan lapisan sedimen di Kotamadya Yogyakarta dan sekitarnya berkisar antara 104 meter hingga 262 meter. Persebaran daerah lebih rentan secara seismik terdapat pada nilai amplifikasi tinggi sebesar 9-21 dengan rentang frekuensi 1,1-2,3 Hz yaitu di Kecamatan Sewon, Banguntapan dan Umbulharjo. Sebaran lokasi kejadian likuifaksi bersesuaian dengan nilai kecepatan gelombang geser rendah dengan rentang 210-262 m/s dengan jenis tanah sedang (SD) yaitu di Kecamatan Sewon, Banguntapan dan Umbulharjo.