Jurnal Anestesi Perioperatif (Aug 2022)
Tinjauan Pustaka: Alkalosis Respiratorik pada COVID-19: Sleeping with the "Silent Devil."
Abstract
Dewasa ini krisis pertumbuhan penyakit coronavirus disease (COVID-19) telah menekan sistem kesehatan secara global bahkan lebih dari sebelumnya, menyebabkan kebutuhan peningkatan kapasitas unit perawatan intensif dalam menangani jumlah pasien kritis yang meningkat secara tajam. Gagal napas pada COVID-19 diperburuk oleh keadaan hipoksemia dan dapat memburuk menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS) yang segera membutuhkan terapi suplementasi oksigen. Menilai kebutuhan memulai terapi oksigen dapat dilakukan salah satunya dengan analisis gas darah untuk mengevaluasi gangguan asam basa terutama pada perjalanan awal COVID-19 simtomatis berat. Silent hypoxemia sebagai gejala COVID-19 yang mematikan merupakan sebuah tantangan dalam kegawatdaruratan COVID-19. Hipoksemia berat akibat hiperventilasi tanpa gangguan pernapasan akan menunjukkan gambaran hasil analisis gas darah berupa alkalosis respiratorik sebagai upaya kompensasi penurunan kadar PaCO2 untuk meningkatkan saturasi. Pergeseran kurva disosiasi ke kiri menyebabkan peningkatan afinitas Hb-O2 untuk memfasilitasi kebutuhan oksigen. Maka dari itu, tenaga kesehatan harus memperhatikan bukan hanya keadaan umum pasien melainkan juga laju pernapasan dan melihat tanda hiperventilasi untuk mengetahui gangguan asam basa melalui analisis gas darah agar dapat mencegah komplikasi alkalosis respiratorik.
Keywords